Potensi wisata bahari Kabupaten Kepulauan Selayar dengan obyek wisata andalannya Taman Nasional Takabonerate yang memiliki beragam biota laut, hingga saat ini belum tersentuh banyak wisatawan mancanegara (wisman). "Ini karena fasilitas transportasi laut belum memadai disamping waktu yang digunakan ke Kayuadi, ibu kota kecamatan kepulauan itu cukup lama yakni 2-3 jam dengan speedboat dengan jumlah pengunjung terbatas," kata Sekretaris Kabupaten Kepulauan Selayar, Zubair Suyuthi di Selayar, Minggu.
Padahal, ungkapnya, jika sarana transportasi laut mendukung untuk mengangkut 10 turis ke Takabonerate termasuk dibukanya landasan perintis untuk jenis pesawat Cassa berpenumpang 8-10 orang, kunjungan turis asing akan lebih banyak ke objek wisata ini untuk memudahkan melakukan penelitian kebiota-lautan dan lainnya. Selain itu, wisman juga dapat melakukan aktivitas olahraga air di kawasan Takabonerate yang memiliki luas areal 340 hektar.
Menurutnya, jika pemerintah Pusat dan provinsi Sulsel memberi dukungan dengan membangun landasan pesawat perintis di kecamatan kepulauan Takabonerate, kunjungan turis dari berbagai negara akan banyak berdatangan untuk menyaksikan keindahan laut taman itu yang merupakan taman nasional ketiga di dunia.
Penerbangan pesawat Cassa ke Takabonerate melalui bandara Aroeppala, sekitar 10 kilometer dari Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar yang saat ini panjang landasannya sudah dikembangkan dari 900 meter menjadi 1,6 kilometer, mampu didarati pesawat Fokker berpenumpang 20 orang dari Makassar, Jakarta maupun Surabaya.
"Yang menarik dari taman ini adalah spesies penyu yang tidak ada duanya di dunia yang kini dalam pengawasan pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar," katanya seraya menambahkan, pemerintah setempat dengan dukungan aparat keamanan terkait menjaga ketat lokasi taman nasional tersebut.
Mengenai adanya perilaku masyarakat nelayan dari luar yang masuk ke wilayahnya untuk mencari ikan dengan menggunakan 'bom' ikan, Zubair mengatakan, sejak ditetapkannya Takabonerate sebagai objek wisata bahari yang memiliki jutaan biota laut yang harus dilindungi, kegiatan nelayan pencari ikan dengan cara itu sudah berkurang.
"Kalau ada nelayan yang kedapatan melakukan pengeboman ikan di lokasi Takabonerate akan ditangkap dan diproses sesuai aturan yang berlaku, termasuk menyita alat tangkap ikannya," ujarnya.
Potensi wisata bahari Kabupaten Kepulauan Selayar dengan obyek wisata andalannya Taman Nasional Takabonerate yang memiliki beragam biota laut, hingga saat ini belum tersentuh banyak wisatawan mancanegara (wisman). "Ini karena fasilitas transportasi laut belum memadai disamping waktu yang digunakan ke Kayuadi, ibu kota kecamatan kepulauan itu cukup lama yakni 2-3 jam dengan speedboat dengan jumlah pengunjung terbatas," kata Sekretaris Kabupaten Kepulauan Selayar, Zubair Suyuthi di Selayar, Minggu.
Padahal, ungkapnya, jika sarana transportasi laut mendukung untuk mengangkut 10 turis ke Takabonerate termasuk dibukanya landasan perintis untuk jenis pesawat Cassa berpenumpang 8-10 orang, kunjungan turis asing akan lebih banyak ke objek wisata ini untuk memudahkan melakukan penelitian kebiota-lautan dan lainnya. Selain itu, wisman juga dapat melakukan aktivitas olahraga air di kawasan Takabonerate yang memiliki luas areal 340 hektar.
Menurutnya, jika pemerintah Pusat dan provinsi Sulsel memberi dukungan dengan membangun landasan pesawat perintis di kecamatan kepulauan Takabonerate, kunjungan turis dari berbagai negara akan banyak berdatangan untuk menyaksikan keindahan laut taman itu yang merupakan taman nasional ketiga di dunia.
Penerbangan pesawat Cassa ke Takabonerate melalui bandara Aroeppala, sekitar 10 kilometer dari Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar yang saat ini panjang landasannya sudah dikembangkan dari 900 meter menjadi 1,6 kilometer, mampu didarati pesawat Fokker berpenumpang 20 orang dari Makassar, Jakarta maupun Surabaya.
"Yang menarik dari taman ini adalah spesies penyu yang tidak ada duanya di dunia yang kini dalam pengawasan pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar," katanya seraya menambahkan, pemerintah setempat dengan dukungan aparat keamanan terkait menjaga ketat lokasi taman nasional tersebut.
Mengenai adanya perilaku masyarakat nelayan dari luar yang masuk ke wilayahnya untuk mencari ikan dengan menggunakan 'bom' ikan, Zubair mengatakan, sejak ditetapkannya Takabonerate sebagai objek wisata bahari yang memiliki jutaan biota laut yang harus dilindungi, kegiatan nelayan pencari ikan dengan cara itu sudah berkurang.
"Kalau ada nelayan yang kedapatan melakukan pengeboman ikan di lokasi Takabonerate akan ditangkap dan diproses sesuai aturan yang berlaku, termasuk menyita alat tangkap ikannya," ujarnya.