Laman

Kamis, 17 Desember 2009

Angin Kencang Kembali Melanda Bumi Tanadoang Akibatkan Kerusakan Rumah Penduduk

Angin Kencang Kembali Melanda Bumi Tanadoang Akibatkan Kerusakan Rumah Penduduk




Angin kencang yang kembali melanda Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel mulai mengakibatkan terjadinya kerusakan rumah penduduk. Sampai saat ini Posko Satlak Penanggulangan Bencana kabupaten telah mencatat sedikitnya puluhan rumah penduduk yang mengalami kerusakan parah akibat hantaman badai angin kencang tahun 2009 ini. Empat diantaranya terletak di Kecamatan Bontomate'ne, tepatnya di Desa Kayu Bau dan Tanete.

Rabu, 16 Desember 2009

Drs. H. Syahrir Wahab, MM Sosok Bupati Peduli Rakyat





Laporan : Fadly Syarif

Maskot “Beri bukti bukan janji” yang menjadi semboyang kebesaran pasangan balon bupati Drs. H. Syahrir Wahab, MM & H. Saiful Arif, SH menjelang Pilkada Selayar 2010 bukanlah suatu hal yang berlebihan.
Terbukti, dalam rentang waktu lima tahun kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Bumi Tanadoang, H. Syahrir Wahab tampak begitu peka dan tanggap di dalam memenuhi tuntutan kebutuhan vital rakyatnya.
Salah satu fakta nyata keberhasilan pembangunan infrastruktur yang kini dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat setempat adalah dengan mulai terbukanya akses perhubungan antar pulau yang dituangkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melalui kegiatan proyek pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan pada sejumlah titik wilayah kepulauan.
Sepertihalnya, kegiatan pembangunan tambatan perahu yang sedang berlangsung di kampung Bahuluang, Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu dengan nilai kontrak sebesar Rp. 89.800.000,-
Menurut Bupati Kepulauan Selayar, proyek yang dikerjakan oleh CV. Karya Famili ini diprediksikan akan menelan waktu selama 120 hari kalender dibawah pengawasan langsung CV. Anugerah Jaya Konsultan, sesuai yang tercantum pada lembaran kontrak No. 048/20/Kontr-PTPBH/VI/2009Dishub & Kominfo, tegas putra Asli Pulau Kayuadi, Kecamatan Takabonerate tersebut. (*)

Lima Tahun Drs. H. Syahrir Wahab, MM Mengawal Kemajuan Pembangunan Selayar Bersama PNPM-MP






Laporan : Fadly Syarif

Derap langkah kemajuan pembangunan di berbagai sektor seakan tak pernah lepas mewarnai perputaran roda pemerintahan Kabupaten Kepulauan Selayar di bawah kepemimpinan sosok Drs. H. Syahrir Wahab, MM terhitung sejak (30/9) 2005 silam.
Tiga program pembangunan paling menonjol dalam masa kepemimpinan Mantan Sekab Kabupaten Jeneponto tersebut adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penerapan program bantuan beasiswa kursus jahit menjahit, sepertihalnya yang dikucurkan pemerintah kabupaten kepada kelompok Melati II Dusun Turungan, Desa Lantibongang, Kecamatan Bontosikuyu.
Program kedua adalah, proyek Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan & Lahan (GN-RHL) yang dituangkan Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam bentuk kegiatan pembuatan tanaman hutan rakyat (pengkayaan) seluas 25 Ha yang berlokasi di Dusun Lowa, Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu.
Pada kegiatan ini Dinas Pertanian & Kehutanan tercatat telah membibitkan sedikitnya 2.105 pohon jati yang terdiri atas 440 batang jati bitti, 650 pohon jati mahoni, 440 pohon bayam Jawa dan 320 batang pohon jambu mente.
Di tempat terpisah, lembaga PNPM-MP juga seolah tak ingin ketinggalan dalam menyukseskan jalannya program pembangunan daerah ini melalui pembangunan proyek-proyek phisik. Salah satu diantaranya, pembangunan bronjong di Dusun Biring Balang, Desa Lantibongang T.A. 2009 dengan volume pekerjaan sepanjang 115 m.
Menurut Ketua PPK Desa Lantibongang, Irwan “Proyek pembangunan bronjong ini diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp. 107 042.100 ditambah dengan dana swadaya masyarakat senilai Rp. 500.000”. Rincian anggaran proyek ini kata Irwan sangat jelas tercantum pada lembaran papan proyek dengan nomor SPPB : 092/SPPB/PNPM-MP, BTSK/IX 2009, ujarnya menambahkan. (*)

Senin, 14 Desember 2009

Dokumentasi Posko Satlak PB 2009

Penemuan Pelampung Di Selayar

Penemuan Pelampung Kapal Di Selayar


Memasuki musim barat 2009, dari hasil penelusurannya di wilayah Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Belum lama ini Posko Satlak Penanggulangan Bencana kabupaten setidaknya berhasil mengamankan tiga pelampung kapal dan tiga life jacket.

AIPEKSS Desak Pemkab Kepulauan Selayar Tuntaskan Persoalan Nama Ruas Jalan


Minta Penambahan Nama Jl. Reformasi
Persoalan penamaan jalan di Kabupaten Kepulauan Selayar seakan dianggap masalah sepele. Meski hilangnya sejumlah papan nama jalan di daerah ini acap kali menimbulkan kebingungan terhadap para pencari alamat tanpa terkecuali di kalangan petugas pos & giro yang akan mengantar paket kiriman atau pun nomor tes CPNS yang akan mengikuti ujian pegawai.
Menyikapi masalah ini, Ketua Umum Assosiasi Insan PERS Kabupaten Selatan-Selatan Pusat Kabupaten Bantaeng, Cabang Kepulauan Selayar, Fadly Syarif pun ikut akan bicara yang pada kesimpulannya mendesak instansi terkait untuk segera menuntaskan persoalan hilangnya papan nama jalan pada sejumlah ruas di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam penegasannya, Fadly juga meminta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar untuk segera meletakkan nama Jl. Reformasi pada ruas jalan di sebelah kiri Mesjid Nurul Hidayah Muhammadiyah Bua-Bua Barat.
Menurutnya, hal itu diilhami oleh pembukaan ruas jalan tersebut yang sempat diwarnai aksi unjuk rasa bertepatan pada saat pengurus Mesjid Nurul Hidayah Muhammadiyah mencoba memagar jalan ini dengan alasan akan membangun gedung persalinan milik BKIA. Aksi unjuk rasa tuntutan protes atas penutupan jalan ini dilaksanakan beberapa hari pasca aksi unjuk rasa untuk menumbangkan kekuatan rezim pemerintahan orde baru dibawah kepemimpinan Mantan Presiden Soeharto (Alm).
Aksi protes ini kata Fadly dilakukan atas dasar amanah pemilik tanah bernama Dg. Mao yang beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya sempat menitipkan pesan agar jangan pernah ada bangunan yang berdiri di atas ruas jalan dimaksud. Pasalnya, tanah tersebut telah diwakafkan untuk jalanan agar amal jariyah almarhum tetap mengalir, jelasnya. (Den)

Ir. Romlah Sosok Orang Cerdas Dan DiperhitungkanSepenggal Catatan Alumni SMI Era 1970-an


Laporan : Fadly Syarif
Menyusul santernya penyebutan nama Kepala Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. H. Romlah sebagai salah seorang sosok kepala dinas yang dianggap layak untuk mendampingi Incumbent di bursa Pilkada 2010.
Sejumlah tokoh masyarakat di daerah ini seolah tak ingin ketinggalan angkat bicara mengenai figur Ir. Romlah, salah satu diantaranya, Mantang yang merupakan rekan sekolah Ir. Romlah semasa menuntut ilmu di SMI.
Menurutnya, selama menimba ilmu di SMI, Ir. Romlah memang dikategorikan sebagai salah seorang siswa yang tergolong cukup cerdas dan cerdik. Bahkan, kejeniusannya hampir dapat dikatakan berada di atas rata-rata teman-teman sekelasnya di bangku kelas III C SMI.
Terbukti, setelah menamatkan pendidikannya Ir. Romlah langsung diterima bekerja pada salah satu perusahaan ternama di era tahun 1970-an dengan menempati posisi yang cukup diperhitungkan di perusahaan itu.
Di mana dia juga adalah merupakan sosok yang sangat dibutuhkan perusahaan tempatnya bekerja kala itu. Pilihan bekerja di perusahaan swasta mungkin merupakan pilihan terbaik baginya, ketimbang harus hidup menjadi seorang pegawai negeri dengan gaji dan kehidupan yang pas-pas-an.
Pasalnya, pada masa tersebut gaji pegawai masih dikategorikan cukup rendah.
Setelah Ir. Romlah berhasil melengkapi fasilitas kehidupannya dengan bekerja di perusahaan swasta seperti rumah, berikut kelengkapan perabot sampai mobil, barulah kemudian dia menikah dan masuk bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil daerah.
Selain itu, dia juga dikenal sebagai sosok seorang pria yang religius, jujur dan taat beribadah. Sehingga wajar, bila dari jabatannya sebagai Kepala Dinas PU, Ir. Romlah kemudian acap kali disebut-sebut layak untuk tampil berdampingan dengan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM pada periode keduanya untuk masa bhakti 2010-2015 mendatang (*)

Melirik Perjuangan Andi Zulkifli


Memulai Hidup Dari Usaha Tempel Ban Sampai Industri Kerajinan Keramik
Laporan : Fadly Syarif
Siang itu terik panas matahari menyelimuti langit Bumi Tanadoang saat Ujung Pandang Ekspress bertolak meninggalkan pusat ibukota Benteng menuju industri kerajinan keramik di Desa Parak.
Parak merupakan salah satu desa di ujung utara ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar yang belakangan ini dikenal dengan kawasan pengembangan peternakan ayam potong, produksi aspal butas dan kawasan pengembangan industri kerajinan keramik.
Selain dikenal sebagai kawasan peternakan ayam potong, dan pengembangan industri kerajinan keramik, wilayah ini juga tergolong cukup kaya akan bahan baku kerajinan meubel meja akar kayu yang memiliki pangsa pasar cukup besar di Bumi Tanadaoang.
Dari hasil perbincangan Ujung Pandang Ekspress dengan pemilik industri kerajinan keramik kayra mandiri terungkap “tanpa terasa genap setengah tahun sudah industri kerajinan karya mandiri berdiri di Dusun Boneapara, Desa Parak, Kecamatan Bontomanai”.
Dimana Berbagai produk kerajinan telah berhasil di produksinya dalam rentang waktu setengah tahun terhitung sejak bulan mei 2009 silam. Sebelum resmi mencetak berbagai jenis barang-barang kerajinan, berupa pot bunga, profil arsitektur bangunan rumah, dan gorong-gorong.
Awalnya, Andi Zulkifli (25 tahun), Sang pemilik industri kerajinan memulai kehidupan barunya sebagai seorang perantau di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan membuka usaha tempel ban dan mencuci kabilator kendaraan.
Sampai kemudian, dari hasil jeripayahnya itu Zulkifli pun berhasil bangkit dan memulai usaha baru di bidang industri kerajinan keramik serta peternakan ayam potong dengan bantuan dua orang karyawan yang masih merupakan keluarga dekatnya sendiri.
Hasil kerajinan berupa pot bunga masing-masing dipasarkan dengan harga bervariasi antara Rp. 25.000,- sampai dengan harga Rp. 60.000,- per buahnya, tergantung pada pilihan motif dan besar pot yang di pesan konsumen. Demikian pula halnya untuk harga profil arsitektur bangunan rumah yang dipasarkan antara Rp. 4000,- sampai Rp. 25.000 per satu buahnya. Sedangkan gorong-gorong di jual seharga Rp. 100.000,- per buah
Dalam sebulannya, industri kerajinan keramik ini bisa menghabiskan bahan baku sampai delapan kubik pasir sungai dan 90 zak semen. Namun sayang sekali, produk kerajinan pot bunga yang dicetak dengan menggunakan alat manual berupa kursi putar bekas tersebut, baru bisa dipasarkan di lokalan Kabupaten Kepulauan Selayar.
Meski sudah pernah sekali waktu ada warga Kabupaten Bulukumba yang singgah menyambangi industri ini dan sempat membeli dua buah pot bunga untuk dibawah ke Bulukumba.
Latar belakang usaha kerajinan yang baru berbentuk home industri ini bahkan nyaris mengakibatkan omzet penjualan hasil kerajinan tidak pernah diketahui besaran jumlahnya. Semua habis digunakan untuk menutupi kebutuhan biaya hidup keluarga sehari-hari.
Diakhir percakapannya dengan Ujung Pandang Ekspress Andi Zulkilfli menitipkan harapan, agar saban hari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dapat melirik dan memberikan suntikan tambahan bantuan modal untuk pengembangan industri kerajinan yang sementara waktu hanya menempati kolong rumah tersebut.
Sembari berhayal, kiranya bantuan itu bukanlah dalam bentuk pinjaman yang kelak nanti harus dikembalikan ke tangan pemerintah kabupaten, sama halnya dengan penawaran Dinas Koperasi, Perindustrian, Pertambangan & Energi beberapa waktu lalu. (*)

Posko Satlak PB Kepulauan Selayar Amankan Enam Pelampung


Salah satunya Milik Perusahaan TB. Pandu Surya-8 Samarinda
Laporan : Fadly Syarif
Bersamaan dengan masuknya bulan Desember tahun 2009. pekan ini tiga ring boy (pelampung keselamatan kapal, red) kembali ditemukan secara bersamaan terdampar di perairan laut Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menanggapi informasi warga sekaitan dengan penemuan ketiga ring boy tersebut, Posko Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kepulauan Selayar langsung meluncur ke TKP guna kepentingan evakuasi barang bukti ke posko kabupaten guna di adakan proses identifikasi lebih lanjut.
Meski dari hasil identifikasi sementara, pada salah satu ring boy berhasil ditemukan tulisan nama perusahaan pelayaran TB. Pandu Surya-8 Samarinda. Tidak sama halnya dengan dua ring boy lain yang diketemukan dalam kondisi tidak mencantumkan identitas perusahaan pelayaran sama sekali.
Setelah diamankan dari tangan warga masyarakat barang bukti berupa tiga buah ring boy kemudian dipersaksikan dihadapan Kepala Dusun Appatanah, sebelum kemudian dikoordinasikan dan diserah terimakan ke Pemerintah Kecamatan Bontosikuyu.
Dari Desa Appatanah, kegiatan penyisiran terus berlanjut ke Dusun Tongke-Tongke, tempat ditemukannya sebuah pelampung baju (life jacket) sekitar pukul 15.30 WITA Minggu (13/12) bertempat di pesisir pantai sebelah selatan.
Pada life jacket ini lagi-lagi tidak ditemukan adanya petunjuk nama perusahaan pelayaran. Namun demikian, penemuan life jacket di perairan Dusun Tongke-Tongke ini kian memperbesar keyakinan personil Posko Satlak Penanggulangan Bencana kabupaten untuk terus menyisir kawasan pantai Kecamatan Bontosikuyu.
Hasilnya, dua life jacket tanpa identitas kembali ditemukan di perairan Dusun Kayu Panda dalam kondisi mengapung. Mengakhiri kegiatan penyisiran, enam barang bukti yang berhasil ditemukan langsung di serahkan kepada Pemerintah Kecamatan Bontosikuyu yang diterima langsung Camat setempat, Andi Akhyadin, SH di rumah kediamannya di Jl. R.A Kartini Benteng Selayar.
Dalam sambutan penerimaannya Camat Bontosikuyu, Andi Akhyadin, SH menyatakan “bisa jadi ring boy ini ditemukan warga sesaat setelah terlempar dari kapal yang tidak tahan terombang-ambing di tengah amukan hantaman badai gelombang pasang.”
Terlebih lagi katanya, sampai sejauh ini pihaknya belum pernah menerima laporan penemuan korban kapal tenggelam dari warga masyarakat di sekitar wilayah kecamatan Bontosikuyu”.
Akan tetapi, Akhyadin berjanji untuk mulai mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya musim barat tahun 2009 ini. Baik itu, kecelakaan pelayaran mau pun menekan sedini mungkin terjadinya kerusakan rumah warga akibat hantaman badai gelombang pasang mau pun angin kencang.
Setelah diserah terimakan kepada Pemerintah Kecamatan Bontosikuyu, ke enam barang bukti langsung diantar ke Posko Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten untuk diamankan.
Sampai dengan diturunkannya berita ini total barang bukti pelampung yang berhasil diamankan Posko Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kepulauan Selayar telah mencapai enam buah pelampung. (*)

PDP Kepulauan Selayar Bergerilya Sosialisasikan Paket Syi’ar


Tampil Mempermudah Pengurusan KTP Gratis
Sebagai wujud komitmen Partai Demokrasi Pembaruan Kabupaten Kepulauan Selayar yang merupakan salah satu dari 13 peserta deklarasi partai non parlemen pendukung pasangan Drs. H. Syahrir Wahab, MM & H. Saiful Arif, SH, saat ini jajaran Pengurus Partai Demokrasi Pembaruan Kabupaten Kepulauan Selayar mulai bergerilya ke seluruh wilayah dusun, desa dan kecamatan untuk mensosialisasikan pemenangan pasangan incumbent atau yang disingkat Syiar.
Bahkan, jajaran pengurus PDP kabupaten juga telah menyebarkan tim-tim andalannya di semua daerah pemilihan guna menjaring dukungan sebesar-besarnya untuk pasangan Drs. H. Syahrir Wahab, MM & H. Saiful Arif, SH.
Menurut pengurus harian Partai Demokrasi Pembaruan, Fadly Syarif dalam rangka memaksimalkan perolehan dukungan di masyarakat personil tim bayangan PDP di seluruh wilayah kecamatan sampai sejauh juga telah diinstruksikan guna menfasilitasi pengurusan KTP gratis bagi mereka para wajib pilih yang tercatat belum memiliki kelengkapan dokumen kependudukan.
Selain dimaksudkan sebagai salah satu upaya penyadaran kepemilikan dokumen kependudukan dan mengantisipasi masuknya jaringan terorisme ke Kabupaten Kepulauan Selayar, Fadly Syarif juga mengharapkan langkah ini akan dapat mempermudah warga bersangkutan untuk menyalurkan hak pilihnya pada penyelenggaraan bursa pilkada pemilihan bupati & wakil bupati Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2010 mendatang.
Lebih jauh langkah tersebut kata Fadly Syarif sekaligus diharapkan dapat meminimalisir tingginya jumlah wajib pilih yang tidak dapat menyalurkan hak pilihnya lantaran tidak memiliki dokumen kependudukan.
Daerah terakhir yang sempat dikunjungi tim PDP Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rangkaian kegiatan sosialisasi pasangan Drs. H. Syahrir Wahab, MM & H. Saiful Arif, SH adalah Dusun Bahuluang, Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu.
Dalam kunjungan ini tim PDP Kabupaten setidaknya sempat mencatat empat aspirasi dari masyarakat masing-masing proyek pembangunan jalan pemukiman sepanjang 2000 meter, pembangunan tanggul pantai sepanjang 1500 meter, berikut penuntasan proyek pembangunan tambatan perahu serta penguburan pemakaman tua Dusun Bahuluang.
Pada bagian lain Fadly Syarif juga menyebutkan, dukungan PDP Kabupaten Kepulauan Selayar terhadap pasangan incumbent bukanlah suatu hal yang tidak mendasar. Pasalnya, dari pengamatan jajaran pengurus PDP Kabupaten Kepulauan Selayar sosok Drs. H. Syahrir Wahab, MM & H. Saiful Arif, SH masih merupakan figur pemimpin terbaik dari yang terbaik (the best is the best) untuk masa depan Bumi Tanadoang lima tahun kedepan.
Sederetan bentuk ketertinggalan pembangunan masih menanti sentuhan tangan sosok Drs. H. Syahrir Wahab, MM bersama pasangan barunya, H. Saiful Arif, SH. Baik itu, keterbelakangan dunia pendidikan dengan masih banyaknya gedung perumahan guru, gedung SD dan sekolah lanjutan yang belum sempat tersentuh perhatian pemerintah disebabkan karena keterbatasan anggaran.
Begitu pula halnya, keterbelakangan pada sektor pertanian di mana Kabupaten Kepulauan Selayar sampai sejauh ini masih terus disuplay sayur mayur dan beras dari kabupaten tetangga.
Namun satu hal yang tak kalah pentingnya bahwa pada periode keduanya, Drs. H. Syahrir Wahab, MM diyakini dapat tampil mengembalikan citra Bumi Tanadoang sebagai penghasil kakao terkemuka di kawasan timur Indonesia dengan lebih awal menjawab persoalan hama tupai yang kerap meresahkan petani kakao di daerah ini. (*)

Selasa, 24 November 2009

Selayar Miliki Karantina Pertanian



Laporan : Fadly Syarif
Bila tidak aral melintang dalam waktu dekat ini Kabupaten Kepulauan Selayar dijadwalkan akan segera memiliki Balai Besar Karantina pertanian lengkap dengan penempatan petugasnya masing-masing yang akan ditugaskan pada titik-titik terminal kedatangan dan pemberangkatan. Seperti di Pelabuhan Ferry Pamatata, Pelabuhan Pelni Pamatata, Pelabuhan Ferry Pattumbukang dan areal Bandar udara H. Aroeppala di Padang.
Menurut Asisten Ekonomi, Pembangunan & Kesra Setda Pemkab Kepulauan Selayar, Andi Mappagau, SE “Kedepannya, kehadiran balai besar karantina pertanian ini tentunya sangat diharapkan dapat mempermudah proses pendeteksian dini terhadap obyek sumber pemasukan resmi. Khususnya, yang terkait secara langsung dengan arus distribusi pengiriman ternak antar daerah mau pun pengiriman antar pulau pada semua titik-titik terminal kedatangan dan pemberangkatan.
Terlebih lagi, setelah Kabupaten Kepulauan Selayar dikategorikan sebagai salah satu daerah kabupaten/kota yang terproteksi memiliki keanekaragaman komoditas ternak berstandar Nasional. Hal ini diungkapkan Mantan Ketua Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar di era kepemimpinan Drs. H. M. Akib Patta itu, saat menerima kunjungan Tim Sosialisasi Balai Besar Karantina Pertanian Makassar bertempat di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar beberapa waktu lalu. (*)

Menyusuri Potensi Wisata Kab. Selayar Dibalik Rerimbunan Semak Belukar



Fotografer : Fadly Syarif
Reporter : Fadly Syarif

Siang itu matahari bersinar terik saat motor yang digunakan Panorama Selayar melintasi perkampungan Bontoiya, Dusun Tanete Pale, Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Sebuah perkampungan terpencil diujung utara Kab. Selayar yang berjarak sekitar 2 kilometer dari ibukota Desa Lalang Bata. Di kampung ini terdapat sedikitnya dua lokasi obyek wisata alam air terjun yakni : Balang Timurung dan Balang Moro’. Namun sayangnya, untuk bisa sampai ke lokasi air terjun tersebut Panorama Selayar harus melalui jalan tani dan rerimbunan pohon jambu mente serta semak belukar berduri.
Belum lagi, lokasinya yang terletak di daerah tanjakan membuat Panorama Selayar nyaris kehabisan nafas setelah kembali dari mengabadikan gambar. Bila ditilik dari pemandangannya Balang Timurung memang cukup potensial untuk dijadikan sebagai sarana rekreasi wisata alam.
Sehingga tidak berlebihan, jika hampir pada setiap hari libur lokasi ini banyak dikunjungi masyarakat di sekitar Desa Lalang Bata. Dimana hal inilah yang kemudian mengilhami peresmian penamaan Balang Timurung oleh Drs. H.M. Akib Patta (Bupati Selayar terdahulu).
Pemandangan liang menganga dan tetesan air sungai dari ketinggian, serasa kian melengkapi indah suasana panorama alam di sekitar Balang Timurung. Dan sebagai wujud konsistensi pemerintah terhadap upaya peningkatan sektor wisata, saat ini Pemdes Lalang Bata telah melengkapi keberadaan Balang Timurung dengan pembangunan sejumlah tempat peristrahatan berupa pondokan bambu.
Selain Balang Timurung dan Balang Moro’, di Dusun Tanete Pale ini juga terdapat banyak peninggalan guci-guci leluhur terdahulu. Salah satunya sempat diabadikan Panorama Selayar dalam kunjungan wisatanya belum lama ini.
Pohon kenari & jambu mente obyek pelengkap
Setelah puas mengabadikan keindahan panorama alam Balang Timurung dan peninggalan guci leluhur, Panorama Selayar juga menyempatkan waktu mengabadikan obyek wisata agro hortikultura, berupa pohon jambu mente dan kenari yang banyak tumbuh di sekitar Kampung Bontoiya. Menurut tim Pemdes Lalang Bata yang hari itu turut mendampingi perjalanan Panorama Selayar, kenari adalah salah satu buah komoditas andalan masyarakat setempat pada khususnya, dan Selayar pada umumnya.
Menuju Mesjid Tua Kampung Punra’
Dari Balang Timurung, Panorama Selayar kemudian melanjutkan perjalanan menuju lokasi Mesjid tua kampung Punra’ yang terletak sekitar 1 kilometer dari ibukota Desa Lalang Bata. Berbeda dengan perjalanan menuju Balang Timurung, kali ini Panorama Selayar tak lagi dapat menggunakan kendaraan roda dua, karena lokasinya yang terletak di sekitar areal perkebunan warga dan harus melintasi sebuah anak sungai.
Melihat kondisinya, sepintas lalu Mesjid tua Kampung Punra’ nyaris tak lagi menampakkan bentuk Mesjid pada umumnya. Pasalnya, Mesjid ini tinggal menyisakan tiang beton, puing-puing pondasi, kiblat dan sebuah peninggalan kolam tempat berwudhu.
Kondisi serupa juga sangat nampak disekitar lokasi ex kampung Punra’ yang kini mulai ditumbuhi deretan pohon jambu mente dan pohon Maja atau yang dalam dialek bahasa Selayar kerap disebuat pohon bila.
Hanya batu-batu berserakanlah yang menjadi saksi bisu kalau pada zaman dahulu kala, di lokasi ini pernah terdapat tanda-tanda kehidupan, fakta ini juga diperkuat dengan masih banyaknya dijumpai rumah siput berserakan di sana-sini.
Menyusuri situs pekuburan tua
Dengan tak mengenal lelah sedikit pun, dari lokasi Mesjid tua kampung Punra’ Panorama Selayar kembali melanjutkan penelusurannya ke situs pekuburan tua Dusun Silolo, Bontodatara dan Bontonumpa, Desa Buki.
Hampir sama dengan penelusuran pada dua lokasi obyek wisata sebelumnya, di lokasi ini Panorama Selayar lagi-lagi harus melalui rerimbunan semak belukar. Pasalnya, kondisi di sekitar lokasi pekuburan tua seolah sengaja diabaikan pemerintah.
Meninggalkan lokasi situs pekuburan tua, Panorama Selayar kemudian menancap motornya menuju ibukota Kecamatan Buki. Di lokasi ini, Panorama Selayar sempat mengabadikan beberapa moment gambar, antara lain : situs bangunan peninggalan Belanda, pekuburan tua, meriam kuno terpendam, rumah-rumah zaman tempo doeloe sampai kepada lampu peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang masih dapat dijumpai pada salah satu rumah warga masyarakat setempat.

Sepekan Mengungkap Mitos Dibalik Situs Pekuburan Tua Selayar



Mengawali Perjalanan Dari Kota Daeng Makassar
Fotografer : Fadly Syarif
Reporter : Fadly Syarif
Hari itu mentari pagi baru saja menyembulkan cahayanya di atas langit kota Makassar saat Panorama Selayar bertolak meninggalkan Kompleks Perumahan Antang menuju Kabupaten Kepulauan Selayar dengan mengendarai sepeda motor.
Demi untuk mengejar kapal ferry yang biasanya meninggalkan pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba pada pukul 15.30 WITA, Panorama Selayar harus menerobos kemacetan arus lalu lintas di sepanjang jalan Poros Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Dengan kecepatan 90 kilometer perjam Panorama Selayar terus menancap laju motornya tanpa kenal lelah ditengah teriknya panas matahari yang memekakkan kepala. Hingga akhirnya, tepat pukul 12.00 WITA Panorama Selayar pun menepikan motor di Restoran Bawakaraeng, Kabupaten Bantaeng untuk sekedar bersantap siang, sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya ke Pelabuhan Bira Bulukumba.
Usai bersantap siang dan mendinginkan mesin motor yang dikendarainya Panorama Selayar kembali melanjutkan perjalanan melintasi jalan rusak di sepanjang jalan poros Kabupaten Bantaeng.
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam setengah, Panorama Selayar pun tiba dengan selamat di Pelabuhan Bira Bulukumba untuk kemudian menumpangi kapal ferry Bontoharu menuju pelabuhan Pamatata Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sesuai jadwal pemberangkatan, tepat pukul 15.30 WITA kapal ferry KMP Bontoharu pun melepas tambang di Pelabuhan Bira. Dengan geraknya yang perlahan tapi pasti, KMP. Bontoharu pun mulai berputar meninggalkan areal kolam pelabuhan.
Gugusan pulau-pulau kosong tak berpenghuni tampak berderet memanjang dengan panorama alam pepohonannya yang menghijau, membuat pengunjung seakan tak pernah bosan untuk datang bertandang ke daerah berjuluk Bumi Tanadoang ini.
Memasuki perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, ikan lumba-lumba dan burung camar yang terbang bebas di udara seakan mengucapkan selamat datang kepada para penumpang ferry hari itu.
Tepat pukul 18.00 WITA kapal ferry KMP. Bontoharu merapat dengan selamat di dermaga Pamatata Kabupaten Kepulauan Selayar. Dari areal terminal dermaga para petugas pelabuhan tampak terlihat sibuk berkemas mempersiapkan kapal bersandar. Beberapa parkiran kendaraan angdes (angkutan pedesaan) juga terlihat mewarnai pelataran terminal pelabuhan untuk menjemput para penumpang kapal yang tidak sempat terangkut armada bus AKDP.
Sedang disepanjang pesisir pantai, perahu tradisional nelayan tampak berderet teratur melambangkan daerah itu adalah merupakan kabupaten kepulauan. Begitu kapal ferry merapat dengan selamat, satu persatu kendaraan mulai turun dari kapal untuk selanjutnya menuju ke pusat ibukota Benteng.
Setelah satu persatu mobil turun dari kapal, Panorama Selayar pun ikut menyusul dan selanjutnya memacu motornya menuju Kota Benteng dengan melintasi jalan darat berombak sekitar satu jam lamanya.
Setibanya di kota Benteng, ruas-ruas jalan mulai tampak sunyi dari lalu lalang kendaraan. Hanya beberapa orang Jemaah Mesjid yang terlihat baru keluar dari Mesjid seusai mnunaikan shalat Isya.
Karena kelelahan, Panorama Selayar pun tetap melanjutkan perjalanan menuju Hotel Selayar Beach untuk beristrahat menunggu pergantian hari. Sebuah hotel mewah yang berada di kawasan pesisir pantai kota Benteng.
Sehabis cek in, dengan menenteng tas Panorama Selayar pun memasuki kamar yang sedari tadi telah dipersiapkan Reception Hotel setempat untuk mandi dan selanjutnya beristrahat.
Ke esokan harinya, begitu mentari pagi menyembulkan cahayanya, Panorama Selayar pun terbangun dari tidur panjang dan membuka jendela kamar sembari menatap pemandangan pantai Benteng dengan suasana perairannya yang teduh bak air dalam kolam
Dari kejauhan samar-samar beberapa perahu tradisional jenis jarangkak (dalam dialek bahasa Selayar), tampak lalu lalang melintas ke arah pasar Sentral Benteng untuk membongkar ikan hasil tangkapan mereka.
Wajar, bila Kabupaten Kepulauan Selayar kemudian dijuluki Bumi Tanadoang karena bentuknya memang mirip seekor udang yang sedang melengkung dengan sejuta potensi lautnya yang tak ternilai oleh rupiah.
Usai mandi dan menikmati santapan sarapan pagi, nasi goreng ala Selayar Beach Hotel dengan suguhan secangkir Coffe panas, Panorama Selayar pun bergegas menuju ke motor dan memanaskan mesin selama beberapa menit.
Barulah setelah itu, Panorama Selayar melajukan kendaraannya menuju pekuburan tua Appabatu di ujung utara Kota Benteng. Sebuah pekuburan yang berada di atas perbukitan dengan 36 buah anak tangga. Bahkan, sampai sekarang segelintir masyarakat di daerah ini masih meyakini lokasi pekuburan tersebut sebagai pekuburan keramat.
Saking keramatnya, hampir pada setiap malam Jumat ada-ada saja warga masyarakat yang datang ke lokasi ini untuk bertapa meminta nomor buntut alias nomor togel. Warga yang kerap bertapa di pekuburan tersebut juga meyakini kalau hampir setiap menitnya batu nisan di kuburan ini dipastikan akan semakin tinggi dari ukuran normalnya.
Tidak jauh dari lokasi pekuburan tua Appabatu Panorama Selayar juga sempat menyambangi sebuah liang yang tepat berada di bawah kaki pekuburan.
Dari liang dan pekuburan Appabatu, perjalanan berlanjut ke rumah adat dan pekuburan tua Desa Parak, serta pekuburan tua Desa Mare-Mare. Lokasi pekuburan tua Desa Mare-Mare terletak tidak jauh dari permandian Ere Mata.
Setelah itu, penelusuran berlanjut ke lokasi pekuburan tua Bonto Kadieng. Sebuah pekuburan yang terletak di Dusun Mare-Mare, Desa Mare-Mare, Kecamatan Bontomanai.
Menurut penuturan salah seorang kepala dusun di desa itu, dulunya setiap kali ada warga setempat yang akan meninggal dunia, kuburan Bonto Kadieng akan mengeluarkan suara ledakan yang Maha dahsyat.
Semenjak itu pula, warga juga meyakini kalau pekuburan Bontokadieng yang berjarak sekitar dua kilo dari pusat ibukota Desa Mare-Mare adalah pekuburan keramat.
Hampir sama halnya dengan kisah Kuburan Syekh Yusuf di kawasan Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Di mana sebahagian warga Desa Mare-Mare juga masih percaya dan kerap bertapa di lokasi pekuburan Bonto Kadieng untuk mencari peruntungan nasib melalui persembahan tetesan darah kerbau atau seekor kambing yang disembelih hidup-hidup di dalam lokasi pekuburan tersebut, kemudian dibagikan dan disantap bersama oleh warga yang hadir dalam ritual upacara tersebut.
Usai menyusuri legenda kuburan Bonto Kadieng, perjalanan Panorama Selayar berlanjut ke lokasi obyek wisata kolam renang Eremata. Kolam renang yang pada awalnya menjadi lokasi rekreasi primadona warga Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebelum kemudian, lokasi wisata itu disegel oleh pemilik tanah bernama Patta Bau Krg Tjindrapole berdasarkan ketetapan kitab UU KUHP Pasal 167 ayat 1 (satu).
Padahal, seandainya lokasi ini tidak keburu disegel pemilik tanah, selain dapat dijadikan sebagai kolam renang dan sumber mata air bersih PT. PDAM, kolam renang Ere Mata juga cukup potensial untuk dijadikan lokasi pengembangan pembibitan ikan dan udang. Hal itu dibuktkan dengan banyaknya ikan dan udang yang keluar masuk dari salah satu bagian kolam saatPanorama Selayar bertandang.
Mare-Mare lokasi pengembangan ternak
Desa Mare-Mare, Kecamatan Bontomanai, ternyata tidak hanya kaya akan khasanah wisata sejarah & budaya. Menurut Kadus Mare-Mare, Andi Tamrin, “sejak pertama kali berdirinya kampung ini telah dlirik warga sebagai wilayah pengembangan ternak jenis kerbau dan kambing”.
Tidak heran, jika saat Panorama Selayar datang mengunjungi kampung ini begitu banyak ternak kambing dan kerbau yang berkeliaran pada sejumlah ruas jalan perkampungan, tanpa terkecuali di sungai Dolak.
Dikatakan potensial, karena wilayah kampung Dolak memang dikelilingi oleh tumbuhan rerumputan liar dan semak belukar, selain juga terdapat beberapa anak sungai kecil.
Mata pencaharian warga di kampung ini dominasi kaum peternak, dan petani. Khususnya, petani kopra, kakao, jambu mente, jambu batu, mangga dan vanili. Sebahagian diantaranya, merupakan buruh penambang galian gol C jenis, batu kerikil dan pasir sungai. Sedang sisanya terdiri atas PNS dan pedagang barang campuran jenis kebutuhan warga.
Mare-Mare perkampungan bambu
Mungkin, saat ini sudah sangat jarang kita bisa menjumpai perkampungan yang dikelilingi rerimbunan pohon bambu. Tidak sepertihalnya yang terlihat di Desa Mare-Mare. Di mana, hampir seperdua wilayahnya ditumbuhi oleh ribuan batang pohon bambu dan pohon palem, atau yang dalam bahasa Selayar kerap disebut pohon ihusu.
Warga masyarakat pedesaan Kabupaten Kepulauan Selayar, kerap menjadikan daun palem kering sebagai pengganti tali untuk pengikat barang-barang bawaan saat akan berangkat ke luar Selayar.
. Panas matahari kian menyengat, saat tim liputan Panorama Selayar akan meninggalkan Desa Mare-Mare. Namun, alangkah terperanjaknya tim liputan media ini setelah secara tdak sengaja kakinya tersandung pada sebuah benda berbentuk tengkorak kepala binatang.
Fosil kepala binatang yang diperkirakan berusia ratusan tahun ini ditemukan tergelatak tidak jauh dari anak sungai Dolak, tempat warga kerap melakukan aktivitas penambangan pasir sungai dan batu kerikil.
Penemuan fosil yang berlangsung sekitar pukul 10. 04 WITA ini kemudian langsung dilaporkan kepada Kepala Dusun Dolak, yang selanjutnya menjemput dan mengamankan fosil tersebut ke rumahnya.
Lelah mengelilingi Desa Mare-Mare Panorama Selayar kembali melajukan kendaraannya menuju ke Kelurahan Batang Mata, Kecamatan Bontomate’ne. Di kelurahan Bontomate’ne, Panorama Selayar menyempatkan waktu menyambangi sebuah kawasan pekuburan tua yang berlokasi di jalan poros SMA Negeri 1 Bontomate’ne.
Memasuki lokasi pekuburan, Panorama Selayar harus terlebih dahulu melewati pintu pagar besi berwarna merah yang mulai terlihat karatan termakan usia. Setelah itu, barulahPanorama Selayar menapaki 33 buah anak tangga untuk bisa mengabadikan gambar pekuburan yang tampak mulai berserakan dan ditutupi rerumputan liar.
Usai mengunjungi kuburan tua Bontomate’ne, Panorama Selayar juga sempat meluangkan waktu untuk singgah mengabadikan gambar meriam kuno di perumahan dinas Camat Bontomate’ne. Meski tak ada lagi yang tahu persis seperti apa sejarah keberadaan meriam kuno yang diletakkan di pekarangan rumah dinas camat tersebut..
Maklum, hampir tidak ada lagi pelaku sejarah masa lalu yang bertahan hidup di Kabupaten Kepulauan Selayar. Mereka semua telah lebih awal dipanggil Sang Khalik. Sehingga tidak ada lagi saksi sejarah yang mampu bercerita tentang peninggalan benda-benda bersejarah di daerah penghasil jeruk manis ini.
Hari menjelang sore, tapi perjalanan Panorama Selayar tak kunjung berakhir. Pasalnya, dari perumahan dinas Camat Bontomate’ne, Panorama Selayar masih harus menuju ke lokasi Liang Ereposo, salah satu obyek wisata alam menyerupai gua yang terletak sekitar 2 kilometer dari ibukota Desa Barat Lambongan.
Infrastruktur jalan beraspal mulus membuat para pengunjung dapat menempuh lokasi ini selama 5 (lima) menit dari ibukota Desa Barat Lambongang dengan mengendarai sepeda motor mau pun.kendaraan roda empat (mobil pribadi, red)
Sepanjang jalan menuju lokasi liang Ereposo pengunjung dapat menyaksikan indahnya pemandangan panorama alam pantai dengan hamparan pasir putihnya yang lembut nun menawan.
Deretan pepohonan kelapa yang tumbuh rapi di sisi kiri kanan jalan menambah indah pemandangan alam sekitar. Belum lagi bila pengunjung sempat menyaksikan penataan areal perkebunan warga yang dilengkapi bangunan peristrahatan seadanya.
Memasuki mulut liang yang dihuni beragam satwa burung tersebut pengujung harus melewati 16 buah anak tangga yang terbuat dari bahan baku semen. Saat pengunjung bertandang ke liang Ereposo, seketika itu pula burung-burung penghuni kawasan liang akan beterbangan keluar masuk seakan memberi penghormatan dan ucapan selamat datang kepada para pengunjung.
Aroma harum mirip bau sabun mandi yang menyeruak dari dalam mulut liang Ereposolah yang kemungkinannya membuat burung-burung ini hidup betah di dalam liang. Selain mereka memang sedikit aman dari incaran para pemburu satwa liar, perusak lingkungan hidup.
Sayang sekali, Panorama Selayar hanya bisa mengabadikan gambar sampai di mulut liang saja. Karena, untuk memasuki mulut liang ini dibutuhkan perlengkapan penerangan yang complete dan tidak cukup hanya dengan perbekalan lampu senter saja.
Kades Barat Lambongang menjelaskan, “bila kurang hati-hati, pengunjung yang akan memasuki kawasan obyek wisata ini sewaktu-waktu dapat terjungkal masuk ke dasar liang” sebab kondisi liang yang terjal dan gelap.
Tak jauh dari lokasi liang Ereposo terdapat pula puing-puing pondasi bangunan dan sebuah kolam. Menurut penjelasan Kades Barat Lambongan, kolam dan pondasi ini merupakan saksi bisu, bahwa pada era tahun 1950-an pernah berdiri sebuah Mesjid tua ex. Kampung Ereposo.
Sekitar 100 meter dari lokasi tersebut, pengunjung lagi-lagi akan menjumpai sebuah kolam air yang tepat berada di tengah lahan perkebunan warga. Sebuah benda mati yang kini menjadi saks,i bahwa jauh sebelum era kemerdekaan bangsa Indonesia, di lokasi tersebut pernah berdiri sebuah bangunan sekolah dasar.
Perjalanan Panorama Selayar berakhir di pekuburan tua Dusun Bonelohe, Desa Bungaiya. Walau pun sebenarnya masih terdapat begitu banyak lokasi obyek wisata menarik di Kecamatan Bontomate’ne antara lain : Gua Turoang, yang berlokasi di bagian selatan Je’ne Ki’ki. Dengan stalastik mulut gua yang indah, membentuk sebuah payung mirip singgasana seorang penguasa tertinggi di zaman kerajaan, merupakan salah satu daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
Selain itu, masih terdapat pula obyek wisata Liang Kapea, Liang Je’ne Ta’tala, Liang Turoan Toru, dan Liang Tumatea di belakang kampung Patori. Disebut Liang Tumatea, sebab jauh sebelum manusia mengenal agama, konon kabarnya jenazah warga kampung yang meninggal dunia akan diantar dan semayamkan pada beberapa tempat di dalam liang.
Tak heran, jika sampai sekarang pengunjung yang datang bertandang ke lokasi ini masih dapat menjumpai begitu banyak peti mati berisi tengkorak tubuh manusia. Di liang Turoan Toru sendiri, menurut warga setempat berdiri sebuah patung seorang wanita yang tengah mengayunkan sebatang anak lesung.
Sementara itu, di bagian ujung utara Dusun Bonelohe terdapat sebuah lokasi pekuburan bernama Ku’bang yang merupakan singkatan dari Kuburan Bangsawan. menariknya, ukuran besar kuburan di lokasi ini nyaris menyamai rumah penduduk pada umumnya.(*)

Mengintip Keanekaragaman Rutinitas Warga Bumi Tanadoang Selayar



Fotografer : Fadly Syarif
Kontributor : Fadly Syarif

Tanpa terasa tiga pekan sudah tim liputan Panorama Selayar menghabiskan waktu berkeliling di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk melihat langsung lokasi-lokasi wisata yang selama ini hanya ramai di mediakan lewat dunia maya.
Tiga pekan, serasa belum cukup waktu untuk mengelilingi wilayah sebaran obyek wisata yang terdapat di daerah ini. Apalagi untuk bisa melihat dari dekat aktivitas keseharian warga masyarakatnya yang lumayan beragam.
Mulai dari sentra industri kerajinan batu merah di kawasan Parappa yang berada di wilayah selatan ibukota Benteng. Sampai mengunjungi lokasi industri pandai besi di Dusun Sariahang, Desa Bungaiya, Kecamatan Bontomate’ne yang berjarak sekitar 26 kilometer arah utara kota Benteng.
Di dusun ini, warga masyarakat setempat tampak disibukkan dengan berbagai rutinitas yang berbeda-beda. Mulai dari rutinitas pengolahan kayu-kayu terdampar di sepanjang pesisir pantai untuk kemudian diperjual belikan. Sampai kepada industri penggilingan beras jagung dan pengolahan buah ala-ala.
Menurut penuturan warga setempat, buah ala-ala diyakini mampu menyembuhkan gejala penyakit kuning tanpa harus melewati proses perawatan rumah sakit. Selain banyak menjumpai beragam aktivitas warga, di Dusun Sariahang Panorama Selayar juga sempat mengabadikan gambar tulang kima raksasa dan dua jenis kerang laut.
Berikutnya, tim liputan Panorama Selayar juga menyempatkan waktunya untuk mengabadikan gambar denah lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Desa Bungaiya, Kecamatan Bontomate’ne yang berdiri di kawasan pesisir pantai bagian utara Dusun Sariahang.
Dari Dusun Sariahang, Panorama Selayar juga mencoba mengintip proses pengolahan teripang susu milik Saidimang warga Desa Tambolongan, Kecamatan Bontosikuyu yang telah sejak lama menggeluti usaha penampungan teripang pada salah satu gang di kawasan kota Benteng Selayar.
Meninggalkan lokasi pengolahan teripang milik Saidimang, Panorama Selayar kemudian mengarahkan sepeda motornya menuju ke industri pengolahan buah kenari yang berada di Jl. Veteran.(*)

Sosok Ir. H. Romlah Diharapkan Tampil Dampingi H. Syahrir Wahab, MM



Dukungan Masyarakat Mengalir Sederas Air Sungai
Laporan : Fadly Syarif
Tanpa terasa tinggal sebulan lagi tahun 2009 akan meninggalkan kita semua dengan menyisakan memory kenangan pahit manis kehidupan. Dan itu berarti, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) pada sebelas wilayah kabupaten/kota di belahan Provinsi Sulawesi-Selatan pun kian mendekati hari H pelaksanaannya.
Salah satu diantaranya adalah Kabupaten Kepulauan Selayar, sebuah kabupaten yang letak persisnya berada di penghujung jazirah paling selatan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Seiring dengan kian dekatnya masa Pilkada di daerah berjuluk kabupaten kepulauan tersebut, aroma persaingan para calon petarung yang akan ikut serta meramaikan bursa pemilihan figur calon pemimpin Bumi Tanadoang pun serasa kian menghangat.
Terlebih lagi, setelah mulai munculnya puluhan nama putra terbaik Bumi Tanadoang yang secara sah menyatakan kesiapannya untuk mengawal perputaran roda pemerintahan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rentang waktu lima tahun kedepan, terhitung sejak 2010 sampai tahun 2015 mendatang.
Nuansa persaingan serasa kian kental dengan mulai menjamurnya beraneka ragam baliho, spanduk mau pun sticker lengkap dengan tampilan maskot andalan dari masing-masing kubu calon petarung.
Bahkan, bak akan mengadu sepasang ayam jago para simpatisan pendukung dan barisan tim sukses para calon pun tampak mulai berkemas mempersiapkan energi dan stamina ayam jagoannya masing-masing untuk dipertaruhkan.
Terbukti, dalam beberapa bulan terakhir ini saja sejumlah nama figur calon Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar periode 2010-2015 kian ramai diperbincangkan. Demikian pula halnya, menyangkut paket wakil yang bakal mereka gandeng.
Salah satu contohnya, Dr. Ir. Marjani Sultan, M.Si yang sebelumnya sempat disebut-sebut bakal tampil bergandengan dengan incumbent Drs. H. Syahrir Wahab, MM.
Meski belakangan, ibarat seorang artis papan atas yang tengah naik daun, nama Ketua Bappeda Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH mendadak melejit ke permukaan menggantikan posisi Dr. Ir. Marjani Sultan, MSi yang dikabarkan akan ikut tampil sebagai petarung melalui jalur independent. Setelah Drs. H. Syahrir Wahab, MM resmi menetapkan H. Saiful Arif, SH sebagai calon wakilnya di bursa Pilkada mendatang.
Figur H. Saiful Arif, SH Menuai Kontroversi
Munculnya sosok H. Saiful Arif, SH sebagai calon pasangan H. Syahrir Wahab tak luput menuai kontroversi di lapangan. Tak sedikit pihak yang berpandangan kalau di usianya yang masih relatif sangat mudah H. Saiful Arif, SH belum layak tampil bergandengan dengan incumbent di Bursa Pilkada 2010.
Pasalnya, sebagian rakyat Bumi Tanadoang menilai perjalanan karier figur Saiful Arif, SH masih sangat panjang. Salah satu diantaranya dengan melewati jenjang jabatan Sekretaris Daerah menggantikan Ir. Zubair Suyuthi yang akan segera memasuki masa purna bhaktinya.
Pendapat lain menyatakan, sebaiknya H. Saiful Arif, SH dapat tetap konsisten sebagai seorang Ulama Panutan Ummat Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan tidak melibatkan diri ke dalam dunia politik praktis.
Sebab, menurut sebagian kalangan munculnya nama H. Saiful Arif, SH sebagai calon wakil bupati dikhawatirkan akan berimbas pada mulai berkurangnya simpati dan kepercayaan Ummat terhadap pribadi H. Saiful Arif, SH dalam kapabilitasnya sebagai seorang Da’i penyeru kebajikan.
Pandangan berbeda muncul dari lembaga Assosiasi Insan PERS Kabupaten Selatan-Selatan Pusat Kabupaten Bantaeng, Cabang Kabupaten Kepulauan Selayar yang pada kesimpulannya meminta H. Saiful Arif, SH tetap konsisten menjadi seorang manusia sosial kontrol dalam kapabilitas pribadinya sebagai mantan wartawan Harian Pagi Pedoman Rakyat.
Lalu siapa gerangan pasangan yang dapat tampil serasi mendampingi Drs. H. Syahrir Wahab, MM di kancah Pilkada 2010 nantinya ???. Berikut rangkuman laporan hasil penelusuran wartawan media ini di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sore itu, hari menjelang senja saat tim liputan TN memasuki gerbang Dusun Silolo yang merupakan pusat ibukota Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki. Suasana kampung tampak lengang.
Dimana, sebagian rumah warga tampak tertutup rapat dari luar. Bahkan, hampir tak satu pun kendaraan yang tampak bersiliwerang di jalan raya. Ibaratnya sebuah kampung mati tak berpenghuni.
Maklum pada sore hari, penduduk di sekitar Dusun Silolo biasanya masih sibuk bergumul dengan perlengkapan bertaninya di kebun masing-masing. Terkadang, mereka baru pulang ke rumah saat hari akan beranjak malam.
Hanya ada beberapa parkiran motor yang tampak mewarnai salah satu pekarangan rumah warga. Adalah Amir, yang tak lain merupakan tokoh masyarakat Dusun Silolo. Melihat parkiran tersebut dengan rileks TN pun segera melangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah berukuran sederhana dengan ukiran jepara tersebut, sembari mengucapkan Salam, Assalamu Alaikum.
Sejurus kemudian, balasan salam dari pemilik rumah pun terdengar dari ruang tengah rumah itu. “Wa Alaikum Salam Wr.Wb.” jawab seorang pria bertubuh kekar dengan balutan kain sarung di pinggangnya sembari mempersilahkan TN untuk duduk.
Tak berselang lama TN pun mulai terlibat perbincangan dengan si empunya rumah, berbagai pokok bahasan mewarnai obrolan hari itu, Salah satunya menyangkut kemajuan pembangunan yang mulai dirasakan faedahnya oleh masyarakat setempat. Sampai pada perbincangan yang mengarah kepada persoalan Pilkada dan dukung mendukung pasangan calon bupati periode 2010-2015.
Dari perbincangan ke perbincangan, TN berkesimpulan, menjelang masuknya masa Pilkada 2010 sosok Drs. H. Syahrir Wahab, MM ternyata masih memiliki popularitas yang sangat tinggi di masyarakat, tanpa terkecuali di Dusun Silolo, Desa Lalang Bata yang sejak Pilkada 2005 silam memang adalah salah satu basis pemenangannya.
Terlebih lagi, setelah jalan beraspal hotmix melintasi ruas Dusun Silolo dan beberapa kampung-kampung tetangga terdekat di sekitarnya. Namun, satu harapan besar masyarakat setempat, kiranya, di bursa Pilkada 2010 Drs. H. Syahrir Wahab, MM berkenan menggandeng sosok Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Selayar, Ir. H. Romlah yang dari segi teknis pengawasan tak lagi perlu diragukan.
Selain juga, Ir. H. Romlah merupakan putra Buki yang dapat diandalkan pada tataran lobi-lobi ke pemerintah pusat agar Kabupaten Kepulauan Selayar bisa mendapatkan alokasi kucuran dana yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Terutama pada upaya peningkatan sektor pembangunan infrastruktur jalan.
Belum lagi, setelah mempelajari berbagai konsep program pembangunan yang telah di desaing secara matang dan sistematis oleh Ir. H. Romlah. Salah satu diantaranya, penerapan konsep penataan Padang sebagai perkampungan nelayan pesisir masa depan di belahan Kawasan Timur Indonesia. (KTI).
Dukungan besar masyarakat Desa Lalang Bata dan sekitarnya kepada sosok Ir. H. Romlah tentu bukanlah suatu hal yang tidak berdasar. Pasalnya, masyarakat berpandangan sudah saatnya putra Buki tampil berkiprah di lembaga Eksekutif. Setidaknya, dalam jabatan sebagai wakil bupati.
Dengan seuntai harapan, saban hari kota Buki lama bisa terlahir menjadi sebuah desa tujuan wisata percontohan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Khususnya, sektor wisata sejarah, budaya & arkeologi.
Tentu dengan dukungan potensi wisata Agri hortikultura dan keindahan beraneka ragam panorama wisata alam sepertihalnya Balang Timurung yang terletak di kampung Bontoa, Dusun Tanete Pale.
Berikut dukungan infrastruktur jalan penunjang untuk menuju ke lokasi obyek wisata yang dimaksud. Meski untuk menggapai impian ini dibutuhkan proses perjuangan panjang, salah satunya dengan mengusung Ir. Romlah sebagai calon wakil bupati pendamping pasangan H. Syahrir Wahab, MM.
Dari hari kehari, dukungan untuk Ir. Romlah tampil bergandengan dengan H. Syahrir Wahab, MM terus mengalir, sederas aliran air sungai yang melintasi hampir seluruh pelosok wilayah perkampungan di Kecamatan Buki
“Tak ada alasan untuk tidak mendukung Ir. H. Romlah. Sebab, selain dikenal sebagai pribadi yang murah senyum.. Kepala Dinas PU Kabupaten Kepulauan Selayar ini juga dikenal berkepribadian religius dengan sifat humoris yang seolah tak pernah lepas menyertai kehidupan kesehariannya, ujar tokoh masyarakat Dusun Silolo bernama Amir ini sembari mengenang karakter pergaulan Ir. H. Romlah yang terkesan tak pernah membeda-bedakan orang-orang di sekitarnya termasuk saat menerima aspirasi masyarakat di ruang kerjanya.
Kaitannya, dengan upaya peningkatan sarana jalan pedesaan dan pemukiman di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar.
Belum duduk saja, dia telah banyak memberikan bukti nyata karyanya di Kabupaten Kepulauan Selayar. Bagaimana kalau seandainya nanti dia duduk sebagai wakil bupati ??. (*)







.

Tujuh Bulan Bersama Disduk Capil Menyongsong Sukses Pilkada Kabupaten Kep. Selayar



Antisipasi Masuknya Jaringan Terorisme Ke Selayar

Sukses Pilkada Kabupaten Kepulauan Selayar periode 2010-2015 tentu merupakan gambaran tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah itu dalam kurun waktu lima tahun kedepan.
Dalam kaitan itu, belum lama ini Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Selayar secara rutin terus menggencarkan operasi razia KTP terhadap warga masyarakat termasuk kepada para pendatang dari luar daerah.
Hal ini kata Kadis Disduk Capil, Nur Ali, SH sengaja dilakukan pihaknya sebagai salah satu langkah terobosan guna mensosialisasikan penyadaran kepemilikan dokumen kependudukan bagi seluruh warga Bumi Tanadoang, selain juga dimaksudkan untuk mengantisipasi masuknya pelaku jaringan teroris ke Kabupaten Kepulauan Selayar
Dikatakannya, kegiatan razia kepemilikan dokumen kependudukan ini sengaja digencarkan jajaran Disduk Capil agar warga masyarakat dapat menanamkan kesadaran kepemilikan dokumen NIK Nasional.
Pasalnya, berdasarkan fakta yang terungkap pada pelaksanaan Pemilu legislatif dan Pilpres lalu, masih sangat banyak penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar yang dijumpai belum memiliki dokumen NIK Nasional sebagaimana yang dimaksudkan pemerintah.
Lebih jauh Nur Ali mengungkapkan, meski jumlah penduduk yang terjaring razia hampir mencapai 400-an orang. Akan tetapi, sampai diturunkannya pemberitaan ini pemerintah belum juga menetapkan sanksi hukum bagi para pelanggar yang terjaring operasi rutin kepemilikan dokumen kependudukan tersebut.
Mereka yang terjaring razia, langsung digelandang ke Kantor Dinas Kependudukan & Catatan Sipil setempat untuk di data dan diberikan kelengkapan dokumen kependudukan seperti KTP dan Kartu Keluarga.
Tak heran, bila setiap harinya Kantor Disduk Capil selalu ramai dan padat dikunjungi warga masyarakat yang akan mengurus kelengkapan dokumen kependudukan untuk mengantisipasi mereka terjaring razia yang digencarkan aparat terkait pada beberapa ruas-ruas jalan di daerah ini.
Sehingga dalam beberapa bulan kedepan, sebelum masa pelaksanaan Pilkada, catatan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar diprediksikan masih akan terus mengalami pertambahan dan pemuktahiran dari data tahun-tahun sebelumnya. Termasuk rekaman tingginya catatan angka kematian penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar dalam beberapa bulan terakhir. Di mana, hal tersebut dipastikan akan sangat berpengaruh signifikan pada pengurangan dan pertambahan catatan jumlah wajib pilih menjelang dilaksanakannya pesta demokrasi pemilihan figur pemimpin Bumi Tanadoang kurun waktu lima tahun kedepan. (*)

Meniti Jejak Langkah Sosok Syahruddin Rebut Piala Adipura 2010


Laporan : Fadly Syarif
Menyongsong perebutan piala adipura 2010 Kabupaten Kepulauan Selayar seakan tak pernah lelah untuk terus berbenah diri mulai dari merubah perwajahan tata ruang kota, menjaga kebersihan melalui penempatan pasukan kuning penyapu jalan, sampai kepada pelestarian lingkungan hidup.
Menurut Kepala Kantor Lingkungan hidup Kabupaten Kepulauan Selayar, Syahruddin “gerakan penanaman pohon ini merupakan wujud dukungan komitmen Pemkab Kepulauan Selayar dalam menyukseskan dicanangkannya tahun 2009 sebagai tahun menanam, (Go Grand) oleh Gubernur Sulsel H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH beberapa waktu lalu”.
Selain memang tujuan utama penyelenggaraan kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai langkah kongkrit Kantor Lingkungan Hidup dalam rangka pengendalian sumber-sumber resapan air serta penanggulangan dini terhadap dampak buruk penggundulan hutan plus efek samping dari sering terjadinya penebangan pohon atau yang kerap diistilahkan dengan perambahan liar oleh segelintir manusia tidak ramah lingkungan.
Dikatakannya, terhitung sejak dilantik sebagai Kepala Kantor Lingkungan Hidup pada tanggal, 5 Januari 2009 lalu sampai hari ini jajaran Kantor Lingkungan Hidup telah membibitkan beraneka jenis tanaman yang besaran jumlahnya mencapai seratus sebelas ribu empat ratus delapan puluh pohon.
Meski harus diakui, kalau ketersediaan bibit tanaman pohon tersebut tak terlepas dari peran serta dan kerjasama baik pihak ketiga, dalam hal ini lembaga WASH-UNICEF sebagai fasilitator.
Lebih jauh Syahruddin menjelaskan, dari seratus sebelas ribu empat ratus delapan puluh pohon tanaman yang telah dibibitkan, sebagian kecil telah disebar mearata di beberapa titik sasaranan penanaman seperti : Desa Appatanah, Desa Lowa, Desa Binanga dan Sombaiya, Kecamatan Bontosikuyu.
Kegiatan serupa juga telah dilakukan di Desa Parak, Desa Bonea Makmur dan kawasan puncak Bontomarannu di Kecamatan Bontomanai. Sebelum kemudian, kegiatan terus berlanjut ke Dusun Bontodatara, Desa Lalang Bata, Kelurahan Batang Mata Sapo dan Kelurahan Batang Mata, Kecamatan Bontomate’ne.
Di mana pada T.A. 2010 mendatang, Kantor Lingkungan Hidup juga rencananya akan terus menjajaki wilayah-wilayah yang dimungkinkan untuk menjadi kawasan pengembangan penyebaran bibit tanaman.
Bahkan, beberapa lokasi diantaranya telah selesai disurvey dan telah siap ditanami misalnya : kawasan Je’ne Karring, di Dusun Bitombang, Kelurahan Bonto Bangung, Dusun Lopi-Lopi, Desa Harapan, Dusun Lalemang, Desa Patilereng dan Dusun Tanete, Desa Tanete.
Menyusul kemudian, kegiatan survey akan dilanjutkan ke kawasan daerah aliran sungai Desa Mare-Mare, Kecamatan Bontomanai. Mengingat lokasi ini merupakan salah satu kawasan aliran sungai yang kini mulai tampak gundul pasca terjadinya kebakaran pada salah satu areal perkebunan warga di sekitar bantaran sungai tersebut.
Pada bagian lain penjelasannya, Syahruddin juga mengungkapkan “Di era modern seperti saat ini titel bukan lagi suatu hal yang patut untuk dibangga-banggakan, khususnya pada lingkungan unit kerja,”.
Meski dirinya, hanya seorang pejabat bertitel sarjana muda. Akan tetapi, Dia justeru baru akan merasa bangga ketika dalam masa jabatannya sebagai Kepala Kantor Lingkungan Hidup, pihaknya kmudian mampu menekan secara dini dampak polusi udara dan penggundulan hutan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sebagai seorang Kepala unit kerja di lingkungan Pemkab Kepulauan Selayar, Syahruddin berpandangan bahwa seorang pejabat daerah baru bisa dikatakan berhasil, bilamana pejabat bersangkutan terbukti mampu menyukseskan pelaksanaan seluruh rangkaian program kerja yang telah disusun dalam masa jabatan kepala unit kerja itu sendiri.(*)

Sabtu, 21 November 2009

Penemuan Ring Boy Gemparkan Warga Sariahang



Hampir pada setiap tahunnya wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar yang dilkelilingi oleh bentangan laut luas menjadi tempat terdamparnya barang-barang muatan maupun korban kapal tenggelam.
Kejadian serupa kembali terjadi memasuki musim barat tahun 2009 ini. Terbukti, belum lama ini warga Dusun Sariahang, Desa Bungaiya, Kecamatan Bontomate’ne, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, kembali digemparkan dengan terdamparnya dua buah ring boy dan beberapa pasang life jacket (pelampung baju) yang diperkirakan berasal dari kapal tenggelam.
Sampai diturunkannya pemberitaan ini baru satu diantara dua ringboy yang nama perusahaannya berhasil diidentifikasi dengan dukungan identitas yang tercantum pada bagian depan ringboy bertuliskan : Tanto Mitra Jakarta.
Sedangkan, pemilik life jacket dan ring boy lainnya sampai saat ini belum dapat diidentifikasi Pasalnya, baik life jacket maupun ring boy temuan warga pesisir Dusun Sariahang tersebut.tidak lagi memungkinkan untuk diidentifikasi kembali.
Hal itu disebabkan karena tulisan yang tercantum pada ring boy dan life jacket mulai terkelupas. Barang-barang temuan yang kuat dugaan merupakan milik kapal tenggelam ini hingga sekarang masih berada di tangan warga penemunya.
Terkait hal ini, Posko Badan SAR Nasional Kabupaten Kepulauan Selayar mulai melakukan pengecekan persiapan perlengkapan posko dan juga mengefektifkan patroli penyisiran pantai guna mengantisipasi kemungkinan adanya jenazah korban kecelakaan laut yang masuk ke perairan Selayar.
Dua buah perahu karet, berikut abung oksigen dan ratusan pasang life jacket telah di stand by kan jajaran personil posko SAR setempat sebagai upaya maksimal pihak posko SAR untuk sedini mungkin meminimalisir terjadinya kecelakaan laut di seputaran Kabupaten Selayar. (fadly syarif)

Mempertahankan Hidup “Sebuah Realita Tak Terbantahkan” Dibalik Bandelnya Pedagang Pasar Lama


Mati Berdarah Pilihan Terakhir Para Pedagang, Ketimbang Harus Mati Kelaparan.

Pagi itu, awan gelap membelah langit Bumi Tanadoang saat wartawan menyambangi ex. Pasar Sentral lama Kabupaten Kepulauan Selayar, tempat bertahannya puluhan pedagang pasca kebakaran dan penggusuran pasar lama.
Di salah satu sudut jalan, terlihat tiga orang personil Satpol PP kabupaten lengkap dengan baretnya masing-masing. Mereka tampak serius mengamati aktivitas puluhan pedagang yang dinilai membandel karena enggan pindah ke pasar baru di kawasan Bonea.
Sedangkan di sisi kiri kanan jalan, terlihat deretan pedagang yang tampak sibuk melayani para pembelinya tanpa menghiraukan keberadaan personil Satuan Polisi Pamong Praja yang tengah memperhatikan aktivitas mereka.
Pasalnya, penolakan puluhan pedagang untuk pindah ke pasar baru bukanlah hal yang tidak beralasan. Menurut salah seorang pedagang ikan bernama Adin (20 thn), kondisi pasar baru sangat tidak memungkinkan untuk menampung puluhan pedagang dari pasar lama, karena kondisi areal pasar yang disediakan pemerintah sangat sempit.
Para pedagang ini bukannya ingin membuat pasar sendiri. Terlebih lagi, pemerintah kabupaten sudah menyiapkan pasar baru yang dari luar tampak mewah dan begitu luas. Akan tetapi, sayang sekali sudah tidak ada tempat yang tersedia untuk mereka menggelar barang dagangan di pasar baru..
Sementara, mempertahankan hidup untuk mencari sesuap nasi adalah sebuah realita yang tak terbantahkan. Wajar, ketika puluhan pedagang ini tetap ngotot bertahan di ex. pasar lama yang bangunannya telah diratakan dengan tanah itu.
Sebab, mereka tak ingin merugi saat ikannya tidak habis terjual dan tinggal membusuk begitu saja. “Untung, kalau ikan yang mereka bawah ke pasar baru bisa habis terjual dalam sehari dengan jumlah pembeli yang sangat minim.
Andaikan saja, pembeli tetap banyak kemudian ikan-ikan yang mereka jual tidak habis dalam sehari, mungkin mereka tidak terlalu akan merasakan dampak kerugian.
Hanya saja, realita berbicara lain sebab sampai hari ini pembeli yang datang ke pasar baru untuk sekedar membeli ikan atau sayur jumlahnya memang relatif sangat minim.
Kebanyakan diantara pembeli, lebih memilih bertahan di rumah menunggu penjual ikan keliling yang melintas di depan rumahnya masing-masing. Ketimbang harus ke pasar baru yang jaraknya relatif jauh dari pusat ibukota Benteng.
Bahkan tidak sedikit pula diantaranya, yang lebih memilih menunggu pedagang ikan datang ke pasar lama untuk menghabiskan sisa ikannya yang tidak habis terjual di pasar baru.
Sedangkan sisa ikan yang tidak laku terjual dan belum membusuk terpaksa harus dijemur menjadi ikan kering. Ungkapan senada diutarakan sejumlah pedagang barang campuran yang juga merasa kecewa dengan pemindahan pasar lama ke Bonea. Apatah lagi, setelah dia tidak mendapat tempat di pasar baru.
Pedagang lain yang enggan menyebutkan namanya dengan tegas menandaskan, dia lebih ingin mati berdarah ketimbang harus mati kelaparan mengingat masalah ini adalah persoalan perut. Sehingga tidak berlebihan, kalau mereka ngotot bertahan di pasar lama dan menggelar dagangan di emperan toko atau pun pinggiran jalan.
Tragisnya lagi, seorang wanita pedagang berusia paruh bayah bahkan nekat membawa kasur ke tempatnya berjualan di antara puing-puing bongkaran pasar lama tanpa pernah merasa gusar dengan razia pedagang yang sudah tiga bulan terakhir digelar aparat Satpol PP kabupaten.
Sebagai wujud nyata kenekatan para pedagang tersebut mereka bahkan berani menggelar barang dagangan sampai malam hari dengan memanfaatkan puing-puing bangunan pasar lama atau pun sepinya jalan-jalan poros di sekitar ex. pasar lama dari lalu lalang kendaraan bermotor.
Terkait masalah ini, Kasat Pol PP Kabupaten Kepulauan Selayar, Abd. Wahid, S.Sos saat dikonfrmasi wartawan menegaskan, penertiban pedagang ini dilakukan dengan mendasari hasil kesepakatan antara anggota DPRD dengan para pedagang pasar lama yang meminta agar pedagang bisa memanfaatkan areal PPI untuk menggelar barang dagangannya pada pagi hari. (*)




.

Sabtu, 24 Oktober 2009

DKP Selayar Turut Sukseskan Takabonerate Island Expedition


Memeriahkan pelaksanaan Takabonerate Island Expedition tahun 2009 ini, Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar menempati divisi lomba mancing Internasional. Terkait kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kelautan Dr. Marjani Sultan mengaku telah menyiapkan sarana pendukung berupa pembangunan reviter bertempat di kawsan wisata puncak, Kecamatan Bontomanai.
Dikatakannya, dengan terbangunnya sarana reviter ini panitia dan peserta sangat dimungkinkan untuk berkomunikasi melalui pesawat HT. Dimana panitia sendiri telah menyiapkan 30 unit pesawat HT dan 60 orang dewan juri.
Selain reviter dan HT, Divisi mancing Internasional juga telah menyediakan 162 unit perahu jolor sewaan untuk para peserta. Adapun menyangkut besaran biaya sewa perahu-perahu tersebut, dibebankan sepenuhnya pada hasil kesepakatan antara pemilik perahu dan penyewa. Pasalnya, hal ini sangat erat kaitannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Selayar.
Marjani menambahkan, untuk menyukseskan even ini pihaknya bahkan telah menjalin kerjasama dengan Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia, dengan pertimbangan lembaga ini hafal betul tentang teknis-teknis penilaian lomba mancing. (fadly syarif)

Jabatan Ka. UPT DKP Pasilambena Lowong

Hingga memasuki bulan Oktober 2009 ini jabatan Kepala UPT Dinas Kelautan & Perikanan Kec. Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel dinyatakan lowong dan belum terisi. Menurut Kepala Dinas Kelautan & Perikanan setempat, Dr. Marjani Sultan, M.Si lowongnya jabatan Ka. UPT Kecamatan Pasilambena ini diakibatkan oleh belum terbentuknya penempatan petugas UPT untuk kecamatan bersangkutan.
Kemungkinannya, jabatan UPT Kec. Pasilambena akan disatukan dengan UPT. Kecamatan Pasimarannu. Terlebih Kata Marjani, tidak ada aturan atau UU yang mewajibkan penempatan UPT di setiap kecamatan.
Dan untuk memudahkan Ka. UPT Kec. Pasimarannu menjangkau wilayah Pasilambena Dinas Kelautan berjanji akan menyiapkan fasilitas penunjang berupa 1 perahu jolor yang memungkinkan Ka. UPTD Pasimarannu menjangkau dua wilayah tugas secara bersamaan.
Terkait mengenai tugas patroli pengamanan perairan, masing-masing wilayah kecamatan saat ini telah membentuk tim patroli terpadu yang terdiri dari Camat, Kepolisian (Babinmas), TNI-AD (Babinsa) atau yang kerap disebut Muspika.
Sementara itu, jabatan Ka. UPT Takabonerate, Pasimarannu dan Pasilambena saat ini masing-masing ditempati oleh Andi Dullah, Marzuki Adam, dan Rahmat Karyadi Yusuf. (fadly starif)

Desa Polassi Berbenah Diri Menuju Desa Wisata


Dalam rangka mendukung terwujudnya penataan Desa Polassi sebagai salah satu kawasan tujuan wisata dunia di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, dalam kaitan itu warga masyarakat setempat melalui pemerintah desanya meminta perhatian serius pemerintah kabupaten untuk dapat segera menganggarkan proyek pembangunan jalan tani ruas pantai barat Desa Polassi serta proyek pemagaran pekuburan desa.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Desa Polassi, Tajang yang disambangi wartawan di rumah kediamannya di komplex ex. pasar sentral lama Benteng Selayar. Menurutnya, selain kedua proyek tersebut di atas, masyarakat juga berharap kiranya pemerintah kabupaten dapat segera merealisasikan proyek pembangunan jalan desa yang menghubungkan pusat ibukota desa dengan Dusun Letta'. Disamping permitaan pembangunan bak penampungan air bersih yang sudah cukup lama menjadi harapan besar masyarakat.
Keinginan lain datang dari warga nelayan Desa Polassi, Umar yang mengharapkan segera direalisasikannya proyek pembangunan pabrik es balok sebagaimana yang pernah dijanjikan bupati dalam rangkaian kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu.
Tajang menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian penting dari upaya menata perwajahan Desa Polassi menuju terwujudnya Polassi sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Menyusul telah rampungnya sejumlah proyek pembangunan lain di desa itu. Seperti, pembangunan tanggul ujung kampung dan tanggul kampung timur Desa Polassi.
Drainase Pemicu Konflik
Pada bagian lain keterangannya Kades Polassi, Tajang juga mengungkapkan desakan masyarakat terkait permintaan pembangunan saluran drainase yang dimaksudkan untuk mengatasi dampak genangan air hujan pada musim barat.
Pasalnya, persoalan ini merupakan masalah krusial yang telah berulangkali menjadi pemicu perpecahan antar warga masyarakat.

Senin, 12 Oktober 2009

Pertemuan Priodik Bakohumas ke-2 Jadikan Selayar Lokomotif Pelayanan Kesehatan


Gelar pertemuan Priodik Bakohumas ke 2 T.A. 2009 di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dijadwalkan akan berlangsung pada Senin, (12/10) bertempat di ruang rapat pimpinan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar rencananya akan dirangkaikan dengan sosialisasi penerapan pendidikan gratis dan Kesehatan gratis.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Kab. Kepulauan Selayar, Hj. Nur Syamsina Aroeppala di ruang kerjanya, Sabtu, (10/10) belum lama ini. Menurutnya, sosialisasi tersebut akan mengetengahkan topik bahasan seputar kebijakan pendidikan gratis pendidikan dasar tahun 2009 dan arti pentingnya kesehatan bagi masyarakat.
Ditambahkannya, “begitu pentingnya arti kesehatan, sehingga tidak bisa tergantikan dengan uang dan jabatan, tegas wakil bupati wanita pertama di Sulawesi-Selatan tersebut,” sembari menandaskan, ”pelayanan kesehatan belum maksimal di Indonesia dan Sulawesi selatan”.
Sementara pemerintah kabupaten berkeinginan menjadikan Selayar sebagai daerah terkemuka di republik ini khususnya dalam hal pelayanan kesehatan terhadap Rakyatnya. Sehingga seluruh personil kesehatan harus menjadi ujung tombak pertama dalam mendengunkan kesehatan ini.
Fungi pemerintah adalah melayani, melakukan pemberdayaan, memobilisasi dan menjaga tetap terbangunnya kebersamaan kedepan dalam melayani rakyat Sulawesi Selatan agar terjaga dan terjamin kesehatannya.
Ditegaskannya, ”lakukan sesuatu yang terbaik untuk kepentingan rakyat, gratiskan kesehatan pada tingkat tertentu, sehingga tidak ada lagi rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar yang pasrah mati karena tidak punya uang untuk berobat kepelayanan kesehatan.
Lebih lanjut Nur Syamsina mengajak untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan, dana yang disiapkan pemerintah provinsi sebesar 2,3 trilyun menjadikan tidak ada alasan untuk menahan fikiran dan tindakan kita untuk memihak dan membela rakyat akan kesehatannya. ”Jangan belenggu energimu untuk menggratiskan kesehatan bagi rakyat ”.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu nenunjukkan kemana arah yang akan kita tuju, mengambil keputusan yang tepat, efektif dan efisien dalam setiap gerakan, melakukan koordinasi dalam melakukan setiap tindakan.
Kedepan, Selayar sebagai daerah yang tak dapat terpisahkan dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan harus menjadi Lokomotif Indonesia dan itu bisa dicapai dengan tekad, semangat dan kemauan.
Olehnya mari kita mindset diri kita dan orang-orang yang ada di Dinas kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Bangun Matrik Manajemen agenda kegiatan, Buat manajemen yang terukur, Dorongkan dengan prilaku dan Lakukan pendekatan struktur dan kelembagaan. (fadly syarif)

H. Syahrir Wahab Bertekad Lanjutkan Pembangunan H.M. Akib Patta

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dibawah kepemimpinan Drs. H. Syahrir Wahab, MM terus memacu peningkatan laju pembangunan yang pondasi dasarnya telah diletakkan Bupati Selayar terdahulu, Drs. H.M. Akib Patta. Komitmen ini diungkapkan Syahrir Wahab dalam beberapa kesempatan temu muka dengan masyarakat Bumi Tanadoang sebagaimana yang diutarakan Kabag Pembangunan Setda Selayar, Ir. H. Arfang Arief saat berbincang dengan wartawan n’Maestro belum lama ini.
Menurutnya, sebagai perwujudan komitmen tersebut, dalam lima tahun terakhir Pemkab Kepulauan Selayar telah melakukan serangkaian langkah terobosan terbaru dengan mematangkan penataan terhadap sejumlah bangunan infrastruktur sarana prasarana umum yang ditinggalkan Drs. H.M. Akib Patta.
Empat program pembangunan yang telah dirampungkan dalam rentang waktu lima tahun terakhir ini masing-masing, pembangunan break water (kolam perlindungan perahu di kawasan dermaga Rauf Rahman Benteng), pembangunan Apron (area parkir, red di dermaga PPI Bonehalang), penambahan landasan pacu bandar udara H. Aroeppala dari 900 m menjadi 1500 m yang diharapkan mampu didarati oleh pesawat jenis fokker f-28.
Program lain yang rencananya akan dilanjutkan Pemkab Kepulauan Selayar adalah peningkatan jalan lingkar timur kabupaten, dimulai dari jalan poros pelabuhan Pattumbukang-Jammeng-Ngapaloka sampai ruas Dusun Bissorang.
Arfang Arief menambahkan, usulan ini sementara dalam proses pengusulan ke lembaga DPRD kabupaten untuk selanjutnya dibahas dalam rapat kerja penyusunan RAPBD TA. 2010 mendatang. (fadly syarif)

Rabu, 27 Mei 2009

ANAK PULAU PEMEGANG KEMUDI SELAYAR


Selayar bagi Syahrir Wahab memang tak asing lagi, Dia anak pulau yang lahir tanggal 24 April 1947 di Taka Bonerate, sebuah pulau terpencil yang jauh dari daratan Kepulauan Selayar dan hanya berbentuk titik di atlas nusantara. Segala persoalan yang dihadapi masyarakat Kepulauan Selayar, telah dijadikan agenda tugas dalam kepemimpinannya, baik saat ini maupun di masa dating.
Syahrir Wahab yang kini menjabat Bupati Kepulauan Selayar, memerkirakan masih ada sekitar 45 ribu penduduk Kepulauan Selayar yang berada dalam kondisi kehidupan memprihatinkan, terutama mereka yang berada di wilayah kepulauan.
Selama ini, pembangunan lebih bergaung di pusat kabupaten. Sementara penderitaan masyarakat di daerah terpencil nyaris terabaikan.
Melihat tantangannya hidup masyarakat yang begitu berat, maka ketika mencalonkan diri dalam Pilkada Kabupaten Selayar, Syahrir Wahab bertekad mengubah kehidupan masyarakat Selayar, khususnya di lima Kecamatan yang terisolir. Menurutnya,mereka itu memberikan kontribusi bagi daerah, tetapi pelayanan yang menjadi hak-haknya diabaikan.
Sebenarnya,katanya,masyarakat tidak mengharapkan perlakuan khusus.Jika pemerintah mampu menyediakan infra struktur jalan,sumber air minum, penerangan listrik dan pelayanan kesehatan, maka hal itu mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupannya. “ Sangat tidak masuk akal kalau harga air menjadi lebih mahal dari pada harga minyak, lantaran harus mengambil air dari tempat yang jauh dengan memakai motor tempel. Itu membutuhkan banyak BBM,” jelasnya.
Syahrir juga akan mengkaji kembali pemberdayaan masyarakat pantai. Daerah ini memiliki sumber hasil laut yang kaya dan sangat beragam, namun hanya memperkaya nelayan luar. Untuk itu pemerintah akan mencari bentuk pemberian permodalan yang aman guna membiayai peralatan serta membuka akses pasar ke daerah lainnya.
Anak pulau yang memegang kemudi Kabupaten Kepulauan Selayar itu, kredibilitasnya tak diragukan lagi. Ia mengawali jenjang karir pamong dari pegawai honorer di Pememrintah Kota Makassar hingga menjabat Sekretaris Kabupaten Jeneponto dari tahun 1999 s.d. 2005, dan akhirnya terpilih menjadi Bupati Selayar untuk masa jabatan pertama pada tahun 2005. Pengalaman itu menjadi modal yang mengantarkan ia untuk memimpin wilayah yang dikenal terisolir dan rawan pangan menuju hari esok yang lebih baik, lebih adil dan lebih sejahtera.
Kepulauan Selayar adalah salah satu nama Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan diantara beberapa Kabupaten/Kota lainnya. Daerah ini memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat menjanjikan, khususnya sector pertanian dan perikanan. Kabupaten Kepulauan Selayar juga memiliki objek wisata laut yang bertaraf internasional yakni taman nasional Taka Bonerate. Ditempat ini, pengunjung bisa menyelam sambil menikmati keindahan biota laut taman Nasional Taka Bonerate. Daerah yang berbatasan selat flores itu, dikenal pula sebagai daerah penghasil buah jeruk. Buah jeruk asal Kabupaten Kepulauan Selayar, tidak saja dapat ditemui dikota Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, tetapi dapat pula ditemui pada pasar buah dikota Makassar dan di Balikpapan (Kaltim).
Menurut Syahrir yang juga mantan Sekretaris Kabupaten Jeneponto, dia tampil dalam Pilkada di Daerah tanah kelahirannya tak lain karena desakan masyarakat disana. Sebagai Putera daerah, katanya untuk membangun daerahnya adalah hal yang wajar dan tidak perlu ditawar-tawar lagi. “ saya maju, tak lain untuk berbakti bagi tanah kelahiran, kemajuan daerah dan masyarakat, “ ujarnya.
Syahrir menambahkan, keberhasilan dalam Pilkada adalah keberhasilan masyarakat Selayar. Dia berhasil memilih calon Kepala Daerahnya secara langsung dari hati nurani yang paling dalam. “ Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Kepulauan Selayar yang telah member amanah untuk membangun,Kabupaten Kepulauan Selayar lima Tahun kedepan dan amanah yang dititipkan masyarakat itu haruslah dijunjung tinggi, “ ujarnya.
Syahrir mengungkapkan, keberhasilan dan kemajuan daerah bukanlah tanggungjawab Bupati/Wakil Bupati semata melainkan semua komponen masyarakat. Dengan dasar itu, katanya, dia dan pasangannya merangkul semua komponen masyarakat untuk bersatu padu membangun Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi daerah yang maju dan sejahtera.
Program prioritas yang diterapkan setelah dilantik, yang mencanangkan program-program Empat Tertib atau 4 T dan Program Empat Sukses atau 4 S. Program 4 Tertib (4 T), meliputi : tertiba administrasi kepegawaian, tertib administrasi keuangan, tertib administrasi peralatan dan tertib pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Sedangkan program 4 Sukses (4 S), meliputi : Sukses pelayanan masyarakat, sukses peningkatan pendapatan, sukses pelaksanaan pengawasan dan sukses pelaksanaan pembangunan. Menurut Syahrir, program 4 T, khususnya tertib administrasi kepegawaian, yakni aparat yang menempati jabatan tertentu harus memenuhi kriteria dan melalui mekanisme yang ditetapkan. “ pegawai ditempatkan berdasarkan golongan dan eselon serta disiplin ilmu yang dimiliki jadi tidak asal pasang saja, “ ujarnya.
Kabupaten Kepulauan Selayar menurut Syahrir, sebuah Kabupaten yang memiliki potensi Kelautan dan Perikanan yang cukup besar. Bahkan potensi ini dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat agar potensi tersebut dikelola dengan baik, lanjutnya, pihaknya akan membangun sekolah Kejuruan setingkat SLTA yang memfokuskan bidang kelautan dan perikanan. “ saya juga akan memberdayakan para nelayan dengan menyiapkan fasilitas pengelolaan pendaratan ikan, “ ujarnya.
Dibidang lain, katanya, tetap menjadi prioritas terutama pengembangan sektor pertanian dan pendidikan, kesehatan dan pengadaan air bersih, “ katanya.
Diera kepemimpinan bupati H. Syahrir Wahab, produktifitas pertanian terus digenjot. Jika sebelumnya produksi padi hanya 1 sampai dengan 2 ton perhektar, kini meningkat menjadi 6 sampai dengan 7 ton perhektar.
Atas keberhasilannya dalam pembangunan di sektor pertanian, khususnya produktivitas tanaman padi yang ada di Pulau Jampea, Kecamatan Pasimasunggu, maka pemerintah Pusat menyerahkan penghargaan untuk Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN). Penghargaan tersebut diserahkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan diterima langsung Bupati Kepulauan Selayar, Syahrir Wahab di Istana Negara.
Kasubag Pemberitaan Humas Selayar, Salewang mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras Bupati selama ini. “ ini adalah hasil dari perjuangan Bupati untuk mendapatkan bantuan perluasan sawah yang akan ditanami padi dan jagung,” jelas Salewang di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Diceritakan Salewang, ada kisah menarik yang dialami Bupati saat menghadap ke Dirjen Lahan Departemen Pertanian di Jakarta beberapa waktu lalu. Salah seorang staf Departemen Pertanian mengaku tidak tahu Kabupaten Kepulauan Selayar. “ saat itu juga pak bupati langsung menjelaskan potensi padi yang ada dipulau Jampea,” tutur Salewang, mengutip komentar salah seorang dari staf Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar yang mendampingi Bupati saat menghadap Dirjen di Jakarta. Penghargaan yang diperoleh Selayar ini memang menjadi kebanggaan tersendiri. Pasalnya, masih ada beberapa Kabupaten penghasil padi di Provinsi Sulawesi Selatan yang belum mendapatkan penghargaan, seperti Jeneponto dan Bulukumba. “ Justru Kepulauan Selayar yang terpisah dari daratan Sulawesi Selatan mampu meningkatkan produksi padinya hingga 105 persen. Sedangkan daerah lain tidak ada yang mampu di atas 10 persen. Mengapa kita bisa mencapai itu? Karena kita menggunakan bibit unggul dan pupuk yang berkualitas, “ jelas Salewang.
Bupati Kepualaun Selayar, Syahrir Wahab menjelaskan, Kabupaten yang memperoleh penghargaan adalah Daerah yang mampu mencetak areal persawahan diatas 100 persen. Dan selama ini Selayar mampu merealisasikan itu. Semoga kedepan dapat dilanjutkan dan ditingkatkan demi kemaslahatan seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, Dunia dan Akherat Insya Allah.