Laman

Sabtu, 04 April 2009

Tebar Pesona ke Daerah Tersambut

Diundang

Biasanya jika Dinkes Kab/ Kota melaksanakan kegiatan selalu mengundang pembicara dari provinsi. Jika kegiatannya berkaitan dengan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), maka mengundang juga tenaga di Provinsi yg menangani SIK. Karena kebetulan saya bertugas pada Dinkes Provinsi sebagai pengelola SIK, dan kembali melaksanakan tugas baru pada bulan Agustus 2008 setelah mengikuti tugas belajar kurang lebih 1,5 tahun, alhamdulillah mendapat kepercayaan 6 kali mewakili Dinkes Prov. Sulsel untuk berbicara tentang SIK di Kab./ Kota pada akhir2 tahun 2008, antara lain ke Kab. Enrekang, Luwu Utara, Maros, Bulukumba, Barru dan Selayar.

Tebar Pesona

Dengan kemampuan tentang SIK yang pas2an, yang saya lakukan pada 6 kabupaten tersebut adalah :

1.Menebar pesona, berusaha menarik perhatian peserta, bagaimana supaya peserta tertarik untuk menyukai rangkaian2 yang berkaitan dengan SIK, terutama bercerita tentang bagaimana jika SIK jelek atau baik pada suatu institusi.

2. Menguatkan sistem yang sudah ada. Memberikan dukungan dan bimbingan untuk menggunakan, memanfaatkan dan memelihara sistem yang sudah ada. Contohnya di Sulsel sejak akhir tahun 2005 - 2006 telah menggunakan suatu aplikasi pencatatan penyakit single user dengan menggunakan program FOX. Seluruh pengelola data puskesmas telah dilatih untuk menjalankan aplikasi tersebut. Dan terbukti data puskesmas pada tahun 2006 sampai pada akhir 2007 kurang lebih 85% pengelola data puskesmas yg mempunyai semangat tinggi menginput datanya dengan menggunakan aplikasi tersebut. Tetapi sayang karena sementara semangat2nya pengelola data puskesmas menginput datanya, tiba-tiba aplikasi tersebut tidak dapat digunakan untuk mengolah data sesuai kebutuhan seperti yang diajarkan pada waktu pelatihan. Akhirnya pengelola data puskesmas satu persatu membekukan aplikasi tersebut (ternyata masa berlaku aplikasi tsb dibatasi waktu oleh programmer).

Dengan kejadian tersebut, kami mengajak/ membimbing kembali untuk menggunakan aplikasi tersebut. Mereka dibimbing untuk mempraktekkan langsung, seperti pada pelatihan awal yaitu pada tahun 2005/2006 lalu. Karena banyak pengelola baru, maka membimbingnya juga mulai dari awal juga.

3. Presentase pengembangan SIK

Selain dari yang di atas, kami mempresentasikan, bagaimana mengembangkan SIK. Ada yang tertarik, mungkin ada juga tidak. Bagi Kab/kota yang hanya menghadirkan pengelola data puskesmasnya saja, lebih tertarik dengan mempelajari kembali aplikasi pencatatan penyakit yang sudah pernah digunakan. Tetapi bagi kabupaten yang menghadirkan lintas program dan sektor, lebih banyak tertarik dengan cerita pengembangan SIK.

Tersambut.

Dari keenam kabupaten yang mengundang saya, 5 kabupaten mengaktifkan kembali penginputan data penyakitnya dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penyakit (SIP) atau saya pernah juga memberi nama Sitrapus, kecuali Kab. Selayar yang baru merencanakan untuk pengadaan komputer untuk puskesas pada TA 2009 ini. Tetapi 2 kabupaten diantaranya sudah mengusulkan untuk pengembangan SIK untuk TA 2009 dengan rencana sistem multi user pada puskesmas dengan jaringan terintegrasi dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten, yaitu Kab. Luwu Utara dan Enrekang.

Terkhusus Kab. Maros, sudah terlaksana sejak pertengahan 2008, tinggal menunggu launching.

Tidak ada komentar: