Laman

Sabtu, 04 April 2009

Tragedi Ferry Levina dan Ke-TIDAK-selamatan Transportasi


Tragedi ganda menimpa lagi lautan kita. Setelah kebakaran dan menelan korban, kapal Ferry Levina menimbulkan korban justru pada orang yang sedang menyelidiki kebakaran itu. Selain duka atas hilangnya nyawa para profesional media dan polisi secara mengenaskan, untuk melihat kedepan banyak timbul pertanyaan. Bambang Harymurti menyatakan di televisi bahwa kematian mereka merupakan "senseless deaths" dan harus menjadi tanggungjawab perusahaan media yang kurang memberi survival training. Pihak lain mengatakan otoritas KNKT seharusnya menjamin keselamatan tamu di kapal berbahaya itu.

Wimar's World Rabu 28 Februari akan membahas kejadian Levina dalam konteks keselamatan (dan ke-tidak-selamatan) sarana transportasi di Indonesia

Sekilas Tragedi Levina

Kapal Motor (KM) Levina 1 milik PT Praga Jaya Santosa dibuat 27 tahun lalu dan dibeli dari Hayazuru Maru pada awal 2000. Levina 1 terbakar di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Kamis pagi (22/2) sekitar pukul 04.30. Kapal penumpang rute Pelabuhan Tanjung Priok-Pangkal Balam, Bangka, tersebut baru berangkat berlayar sekitar tiga jam sebelumnya.
Berdasar manifes perjalanan (pemberitahuan pabean mengenai jenis pengangkut dan daftar muatan yang diangkut yang didaftarkan pada saat keberangkatan - Red) kapal ini mengangkut 275 penumpang termasuk awak kapal, 31 unit truk, dan 8 kendaraan roda empat. Namun kemudian diketahui jumlah penumpang seluruhnya 316 orang karena anak-anak dan bayi yang tidak memiliki tiket tidak masuk penghitungan.

Dari kesaksian para korban yang selamat, sumber api diduga dari sebuah truk yang parker di dek kendaraan. Muatan truk masih dalam penyelidikan tapi diperkirakan mengandung bahan kimia yang mudah terbakar.

Ketika tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dan juga wartawan sedang melakukan penyelidikan mengenai sebab-musabab kebakaran kapal tersebut pada Minggu (25/2). Kapal terbalik dan tenggelam dimana saat itu ada 26 orang berada di atas kapal.
Secara keseluruhan dari dua peristiwa tersebut hingga Selasa (27/2) dilaporkan 282 orang selamat dan 51 orang meninggal dunia. Sembilan orang sisanya masih belum ditemukan dengan tiga diantaranya seorang kameramen SCTV dan dua anggota Puslabfor.

Tragedi Levina 1 merupakan kisah teranyar rentetan tragedi dari ketidak-amanan transportasi di Tanah Air. Sebelumnya kita telah dibuat pilu dengan tenggelamnya KM Senopati Nusantara dan hilangnya pesawat Adam Air. Untuk KM Senopati 233 orang korban selamat dan 46 orang meninggal dunia. Sedangkan yang masih hilang atau belum ditemukan sebanyak 349 orang. Sedangkan Adam Air menelan korban 102 orang.

Tragedi transportasi tersebut telah membuat masyarakat menuntut sejumlah pejabat terkait termasuk Menteri Perhubungan Hatta Radjasa mundur. Namun baru setelah peristiwa Levina 1, Menteri Perhubungan Hatta mengganti sejumlah pejabat struktural di lingkungan Departemen Perhubungan. Direktur Jenderal Perhubungan Udara M Iksan Tatang, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Harijogi, dan juga ketua KNKT termasuk dalam daftar pejabat yang diganti. Sebelum ada berita pergantian tersebut mereka dijadwalkan akan menjadi tamu dalam Wimar’s World.

Update 27 Feb: Data Kecelakaan Transportasi 2007

KM Levina 1 (Jakarta – Bangka)

* Tanggal kejadian : Kamis, 22 Februari 2007
* Kejadian : Terbakar dan tenggelam di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta
* Dugaan penyebab : Api dari sebuah truk bermuatan zat kimia di dek kapal
* Jumlah penumpang : 316 (manifes 275 penumpang)
* Jumlah korban : 54 orang (50 akibat kapal terbakar), enam hilang

Adam Air KI 172 (Jakarta – Surabaya)

* Tanggal kejadian : 21 Februari 2007
* Kejadian : Kecelakaan saat mendarat sehingga badan pesawat patah
* Dugaan penyebab : Hardlanding di Bandara Juanda, Surabaya
* Jumlah penumpang : 148
* Jumlah korban : Tidak ada korban meninggal
* Penghentian pencarian : -

Kereta Ekonomi Bengawan (Solo - Jakarta)

* Tanggal kejadian : 29 Januari 2007
* Kejadian : Tiga gerbong terguling di stasiun Bangodua, Cirebon
* Dugaan penyebab : Kereta anjlok akibat sarana tidak memadai
* Jumlah penumpang : -
* Jumlah korban : Tidak ada korban tewas

Kereta Ekonomi Bengawan (Solo – Jakarta)

* Tanggal kejadian : 16 Januari 2007
* Kejadian : Salah satu gerbong terjebur ke sungai di Banyumas, Jawa Tengah
* Dugaan penyebab : Kereta anjlok akibat sarana tidak memadai
* Jumlah penumpang : -
* Jumlah korban : 5 tewas dan sedikitnya 50 orang cidera

Adam Air KI 574 (Surabaya – Menado)

* Tanggal kejadian : 1 Januari 2007
* Kejadian : Hilang dan tenggelam di perairan Majene, Sulawesi Barat
* Dugaan penyebab : Belum diketahui karena kotak hitam belum berhasil diangkat dari dasar laut
* Jumlah penumpang : 102 orang
* Jumlah korban : 102 orang
* Penghentian pencarian : 27 Januari 2007 setelah kapal USNS Mary Sears milik Amerika Serikat mendeteksi lokasi kotak hitam pada 25 Januari

KM Senopati Nusantara (Teluk Kumai, Kalimantan – Semarang)

* Tanggal kejadian : 30 Desember 2006
* Kejadian : Karam di perairan Kepulauan Mandalika, Jepara, Jawa Tengah
* Dugaan penyebab : Kelebihan penumpang dan angkutan serta cuaca buruk
* Jumlah penumpang : Manifes 628
* Jumlah korban : 46 meninggal, 349 hilang
* Penghentian pencarian : 21 Februari 2007

Tidak ada komentar: