Laman

Sabtu, 04 April 2009

“Kembalikan Kedaulatan Rakyat” Sepenggal Catatan Perjalanan Hidup, Sosok M. Alwiyah Husain (Anggota DPRD Selayar Yang Kini Terlupakan)



Memikul amanah sebagai wakil rakyat bagi sosok M. Alwiyah Husain, diakuinya, bukanlah suatu pekerjaan yang ringan. Atau dengan kata lain, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena setelah terpilih sebagai Anggota DPRD Selayar maka pada saat bersamaan, di pundaknya tertitip sejuta harapan dari rakyat yang diwakilinya.
Baginya, pekerjaan sebagai wakil rakyat adalah pekerjaan terberat semasa hidupnya. Pasalnya, amanah rakyat merupakan beban moril yang wajib dipertanggung jawabkannya dunia akhrat.
Akan tetapi di satu sisi, sebagai seorang kader partai, mau tidak mau ia harus selalu siap untuk dinobatkan sebagai wakil rakyat plus, sebagai wakil partai di lembaga DPRD.
Dan untuk meraih simpati dari para konstituennya, saat mendekati masa Pemilu ia pun tidak tanggung-tanggung meneriakkan kalimat “Kembalikan Kedaulatan Rakyat” sebagai slogan kebesarannya. Mengingat, rakyat adalah penguasa terbesar kedua setelah Sang Maha Pencipta dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhirnya.
Sehingga tidak heran, kalau saat ia terpilih sebagai Anggota DPRD Selayar Periode 1999-2004 kemarin, ia begitu peduli dan memperhatikan yang diwakilinya sebagai perwujudan dari Hati Nurani Rakyat dan penerapan sistem dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat.
Dalam kaitan itu pula, bagi rakyat yang ingin berkuasa setelah pemilu, pilih saya, setidaknya itulah sepenggal kalimat penuh makna yang kerap terlontar dari bibir Anggota DPRD yang berangkat dari modal dasar pengusaha pembeli dan penampung hasil laut, berupa nener atau yang dalam dialek bahasa Selayar kerap disebut bolu-bolu dari Desa Tambolongan, Kecamatan Bontosikuyu, dan beberapa pulau tetangga di sekitarnya.
Selain memiliki tingkat kepedulian yang begitu tinggi kepada rakyat, sosok Anggota DPRD Selayar yang satu ini juga sangat dikenal dengan kepribadiaannya yang santai, simpatik, dan sangat mudah akrab dengan semua lapisan masyarakat, khususnya dengan masyarakat nelayan yang saban hari, pernah memiliki hubungan kerja dengan dirinya. Sebelum kemudian, ia terpilih mewakili Partai berlambang pohon beringin di lembaga Legislatif Bumi Tanadoang.
Lahirnya, masyarakat Madani melalaui langkah Pemetaan, Pengkajian Potensi Wilayah, Pemetaan Kelembagaan, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengakuan Terhadap hak-hak rakyat, merupakan motivasi dan target utama yang mendorong dirinya untuk turut serta ikut berkompetisi dalam kancah pemilihan calon wakil rakyat di Bumi Tanadoang, kala itu.
Meski diakuinya, bahwa di dalam memaneg sebuah daerah diperlukan langkah dialog, dan rangkaian diskusi panjang, untuk kemudian merumuskan konsep pembangunan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun waktu 20 tahun ke depan. Dimana hal ini menurutnya, hanya akan bisa tercapai melalui proses perencaanaan partisipatif atau dengan kata lain rakyat yang bicara, rakyat yang merancang dan Pemerintah tinggal memfasilitasi.
Lebih jauh ia mengungkapkan, idealnya pembangunan dirancang bersama, dalam konteks keterlibatan rakyat. Karena saat ini, bukan zamannya lagi rencana pembangunan harus dirancang di belakang meja. Sungguh pun, penerapan sistem pembangunan partisipatif tidak mudah untuk dilakukan. Karena, untuk mengimplementasikan kesemua bentuk program tersebut, diperlukan totalitas, kesabaran, dan kerja keras dalam upaya menggali bentuk keinginan rakyat.
Anggota DPRD dari Fraksi Partai Golkar Kabupaten Kepulauan Selayar ini berharap, penerapan konsep pembangunan partisipatif dapat membuahkan program yang sifatnya lebih terarah, disertai pelaksaan yang aplikatif. Khususnya, dalam rangkaian penyusunan konsep sosial, budaya daerah yang telah ada, dan telah terbangun sejak ratusan tahun silam.
Terkait pemaparan konsep ini, beberapa menit sebelum rohaniwan melantik dan mengambil sumpah Anggota DPRD Selayar terpilih hasil pemilu tahun 1999-2004 dalam nada kelakar, M. Alwiyah Husain sempat berucap, kalau suatu hari nanti ia diamanahi untuk memimpin rapat di DPRD Selayar, mungkin tidak akan pernah ada rapat yang dapat terlaksana dengan baik. Akan tetapi, dalam perdebatan untuk mempertahankan hak-hak rakyat, ia senantiasa siap berada di garis terdepan, termasuk di dalamnya, bila perdebatan itu harus melalui peran otot dan adu phisik.
Terakhir, ia menitipkan pesan bagi calon Anggota DPRD maupun Anggota DPRD yang masih aktif, agar dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakayat di Gedung DPRD, mereka hendaknya dapat memperlihatkan bentuk kesungguh-sungguhan di dalam upaya memperjuangkan Aspirasi dan keinginan rakyat.
Kini sudah saatnya, rakyat diberikan ruang dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mempersembahkan dukungan dan konstribusi terbaiknya dalam menunjang perputaran roda pembangunan daerah. Khususnya, dalam upaya menjaga kestabilan ekonomi, alokasi sumber daya serta untuk menciptakan pola pemerataan pendapatan kaitannya dengan kepentingan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. (Laporan : Fadly Syarif)

Tidak ada komentar: