Laman

Sabtu, 04 April 2009

Selayar, Tana Doang Silajarakku,,Silajarakmu,,Silajaratta



Silajarakku,,Silajarakmu,,Silajaratta (Selayarku, Selayarmu, Selayar KITA)
29 November merupakan hari istimewa bagi kabupaten selayar. Kabupaten yang dikenal dengan sebutan tana doang ini memiliki legenda tersendiri. Pemberian nama tana doang bukan tanpa cerita yang sakral. Konon, nama tana doang ini berasal dari kebiasaan masyarakat selayar yang selalu berdoa. Ketika seorang penduduknya hendak berangkat ke luar dari tanah selayar (merantau), seluruh masyarakat selayar akan melakukan ritual doa bersama agar dia selamat tiba di tujuan dan dapat kembali ke Selayar dengan lancar. Selain kisah ini, ada pula yang menyatakan bahwa nama tana doang ini berasal dari bentuk pulau Selayar yang berbentuk udang (doang adalah sebutan untuk udang dalam bahasa daerah Selayar) jika dipotret dari udara. Bahkan sebagian besar masyarakat Selayar mempercayai bahwa Selayar dilindungi oleh udang raksasa dari berbagai bencana. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengabaikan kisah-kisah di atas. Karena Selayar memiliki sejarahnya sendiri berdasarkan pandangan orang-orang yang mencintainya dan ingin memuliakannya sebagai tanah yang memiliki manfaat bagi umat manusia. Meskipun ada juga yang tidak mempercayai kisah di atas namun legenda tana doang tetap membekas di hati siapapun yang memiliki darah Selayar.
Selayar adalah sebuah pulau kecil yang dengan segala kesederhanaannya mampu menjadi sebuah “negara” kecil yang bersahaja dengan nilai-nilai tradisional yang masih melekat dalam keseharian masyarakatnya. Kota Benteng sebagai ibukota dari Selayar beranjak menjadi kupu-kupu indah setelah bergelut dengan kasus-kasus yang cukup mencoreng indahnya warna kepompong tana doang ini. Yah, kupu-kupu ini sedang mencari arah kebijakan yang bisa menampung seluruh aspirasi masyarakatnya. Selayar memang indah karena dikelilingi oleh lautan yang menyapu tepinya seperti belaian seorang ibu pada bayinya. Selayar memang penuh dengan kesakralan,,penuh dengan legenda-legenda yang entah dikarang oleh siapa. Yang pasti selayar bukan sekedar tanah (jika kita mengartikan tana doang sebagai tanah saja). Ada ruh dan semangat para leluhur yang masih setia menyelimuti tana doang ini. Ruh ini mungkin akan terkikis oleh kemajuan peradaban namun mungkin pula akan tetap hadir dalam kisi-kisi hati setiap generasi yang dilahirkan dan berpijak di tana doang ini.
Selamat Hari Lahir Selayarku…semoga motto Silajarakku,,Silajarakmu,,Silajaratta tetap terpatri dalam ruang hati setiap manusia yang mengaku lahir,,hidup dan akhirnya menutup mata di tana doangmu. Amin.

Tidak ada komentar: