Mendatangi suatu tempat yang asing memerlukan perencanaan yang tepat supaya dapat tiba ditujuan dengan selamat, tinggal disana dan balik kembali dengan selamat. Perencanaan yang tepat hanya dapat disusun jika mempunyai data dan informasi akurat yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti brosur, teman, internet, dll.
Situasi inilah yang penulis hadapi ketika mendapat undangan kerjasama riset dari kolega di Group of Information Mining and Bioinformatics, University of Konstanz , Germany. Tempat tersebut belum pernah penulis datangi dan harus berangkat sendirian. Penulis harus mencari sebanyak mungkin informasi untuk menyusun rencana perjalanan yang tepat dan persiapan untuk tinggal ditempat tersebut sampai balik kembali ke Indonesia.
Pencarian informasi inilah yang meng-inspirasi tulisan ini. Terbayang "bagaimana jika seorang turis ingin mengunjungi Selayar pertama kalinya", informasi apa yang akan mereka butuhkan dalam mencari jalan menuju Selayar. Asumsi : terdapat kesamaan antara informasi yang penulis butuhkan saat akan mengunjungi Universitas Konstanz dengan informasi yang dibutuhkan oleh turis saat akan mengunjungi Selayar.
Bergantung (menggantungkan diri) pada Informasi dari Internet
Tidak bisa dipungkiri internet telah menjadi sumber informasi yang sangat lengkap. Dari internet, penulis mengetahui perjalanan akan lebih mudah jika melalui Frankfurt sebab penerbangan ke Stuttgart lebih jarang atau jika melalui Munich akan membutuhkan tambahan perjalanan darat yang lebih lama dan melelahkan. Perjalanan darat dengan kereta api dari Frankfurt ke Konstanz dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, berapa lama waktu tempuhnya, ganti keretanya di stasiun mana saja dapat diketahui dengan mudah. Bahkan dapat dilakukan pembelian tiket secara online langsung dari rumah.
Selain informasi perjalanan, penting juga diketahui hal yang terkait kondisi tempat tujuan untuk persiapan selama tinggal disana. Website kota (http://www.konstanz.de/) dan website terkait lainnya dapat memberikan gambaran tempat tujuan, sarana transportasi yang tersedia, lokasi tempat-tempat penting, dll. Informasi suhu yang berkisar antara -10 s/d 10, bagaimana makanannya sampai pada berapa derajat posisi arah kiblat-nya wajib diketahui. Kolega juga ber-inisiatif untuk membuatkan petunjuk pada Google Map [1] untuk menunjukkan lokasi stasiun kereta api, tempat menunggu bus, tempat tinggal sampai pada jalan ke gedung tempat mereka dalam lingkungan universitas. Dengan peta ini, gambaran awal situasi kota telah diketahui jauh hari sebelum berangkat.
Proses pembuatan petunjuk pada Google Map ini relatif mudah, yang dibutuhkan adalah koneksi internet dengan kapasitas bandwidth yang cukup untuk memuat gambar-gambar. Peta dapat diperbesar (zoom) sampai batas-batas tertentu (tergantung pada gambar yang dimiliki oleh Google).
Selanjutnya dapat dibuat pin penunjuk pada lokasi-lokasi tertentu lalu diberi nama. Setelah semua lokasi yang diinginkan sudah ditandai, link URL ke peta tersebut dapat dibagikan kepada mereka yang berkepentingan sehingga dapat menggunakan peta tersebut.
Pemakaian Google Map ini semakin mudah seiring dengan semakin murahnya koneksi internet dan semakin lengkapnya gambar peta yang dimiliki oleh Google.
Bahkan B. Pan et al. [2] telah memanfaatkan sarana ini sebagai alat bantu informasi turis untuk pemandu jalan pada peralatan komunikasi genggam (handheld) dan perencanaan perjalanan online ke Charleston, South Carolina, USA.
B. Pan et al. menggunakan sarana ini karena Google menyediakan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan aplikasi mereka untuk terkoneksi dengan database Google. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyediakan informasi pariwisata secara real-time yang sesuai dengan lokasi pengguna dan jika digabungkan dengan informasi spesifik tujuan wisata akan dapat dihasilkan alat bantu perencanaan perjalanan yang interaktif berbasis peta.
Memberikan Petunjuk Jalan
Membangun suatu sistem informasi yang memungkinkan turis untuk dapat dengan mudah datang ke tempat wisata menjadi keniscayaan dalam industri pariwisata. Semuanya didasari pada kenyataan bahwa pengunjung tidak selalu familiar (bahkan sama sekali tidak familiar) dengan tempat yang akan dikunjunginya.
Y.B. Salman et al. [3] telah melakukan studi untuk membangun suatu sistem informasi berbasis web yang bermanfaat dan efisien untuk perjalanan para turis di Busan, Republic of Korea. Mereka melakukan wawancara dengan responden (penduduk korea dan orang asing) untuk mengetahui pengalaman para responden dalam mencari informasi pariwisata. Selanjutnya responden diminta untuk mengunjungi website pariwisata Busan yang menggunakan bahasa Korea dan Inggris. Responden juga diminta untuk membuat perencanaan perjalanan untuk 3 hari, informasi apa yang mereka butuhkan dan gunakan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam membuat perencanaan tersebut.
Hasilnya menunjukkan para turis ingin mengetahui lokasi-lokasi obyek wisata, restoran, hotel, dll. serta cara menuju lokasi tersebut dari tempat mereka berada (yang mana hal ini tidak tersedia disebagian besar website pariwisata). Informasi singkat dengan gambar, mesin pencari, label dan visualisasi grafis dipercayai akan menjadi isi yang yang sangat bermanfaat.
Responden meyakini pentingnya penyajian informasi dalam bentuk peta yang mudah dimengerti. Selain peta kota secara keseluruhan, peta detail bagian-bagian kota yang menunjukkan lokasi hotel, obyek wisata dan restoran sangat diharapkan. Responden juga merekomendasikan beberapa tambahan fitur pada website seperti mencari posisi mereka pada peta, informasi jarak, waktu tempuh, dan cara yang paling efisien antara dua tempat, fasilitas memperbesar/kecil peta, dsb. Gambar yang berwarna juga dapat membuat peta menjadi lebih menarik.
Informasi tentang rute terpendek dan efisien antara dua lokasi menjadi hal utama bagi pengunjung terutama yang pertama kali berkunjung. Responden menginginkan informasi detail tentang bus, subway, railway, penyewaan mobil, kapal atau taksi.
Hasil dari studi ini selain menampilkan informasi pariwisata berbasis peta, prototipe website mereka juga mempunyai tambahan fitur :
1. "Search", untuk mencari informasi berdasarkan kata kunci 2. "Where am I", untuk menunjukkan posisi pemakai dalam peta 3. "Mini-Map", untuk memudahkan navigasi dalam seluruh peta 4. "Transportation", untuk menampilkan rute perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya yang diinginkan oleh pemakai.
Mendatangi suatu tempat yang asing memerlukan perencanaan yang tepat supaya dapat tiba ditujuan dengan selamat, tinggal disana dan balik kembali dengan selamat. Perencanaan yang tepat hanya dapat disusun jika mempunyai data dan informasi akurat yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti brosur, teman, internet, dll.
Situasi inilah yang penulis hadapi ketika mendapat undangan kerjasama riset dari kolega di Group of Information Mining and Bioinformatics, University of Konstanz , Germany. Tempat tersebut belum pernah penulis datangi dan harus berangkat sendirian. Penulis harus mencari sebanyak mungkin informasi untuk menyusun rencana perjalanan yang tepat dan persiapan untuk tinggal ditempat tersebut sampai balik kembali ke Indonesia.
Pencarian informasi inilah yang meng-inspirasi tulisan ini. Terbayang "bagaimana jika seorang turis ingin mengunjungi Selayar pertama kalinya", informasi apa yang akan mereka butuhkan dalam mencari jalan menuju Selayar. Asumsi : terdapat kesamaan antara informasi yang penulis butuhkan saat akan mengunjungi Universitas Konstanz dengan informasi yang dibutuhkan oleh turis saat akan mengunjungi Selayar.
Bergantung (menggantungkan diri) pada Informasi dari Internet
Tidak bisa dipungkiri internet telah menjadi sumber informasi yang sangat lengkap. Dari internet, penulis mengetahui perjalanan akan lebih mudah jika melalui Frankfurt sebab penerbangan ke Stuttgart lebih jarang atau jika melalui Munich akan membutuhkan tambahan perjalanan darat yang lebih lama dan melelahkan. Perjalanan darat dengan kereta api dari Frankfurt ke Konstanz dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, berapa lama waktu tempuhnya, ganti keretanya di stasiun mana saja dapat diketahui dengan mudah. Bahkan dapat dilakukan pembelian tiket secara online langsung dari rumah.
Selain informasi perjalanan, penting juga diketahui hal yang terkait kondisi tempat tujuan untuk persiapan selama tinggal disana. Website kota (http://www.konstanz.de/) dan website terkait lainnya dapat memberikan gambaran tempat tujuan, sarana transportasi yang tersedia, lokasi tempat-tempat penting, dll. Informasi suhu yang berkisar antara -10 s/d 10, bagaimana makanannya sampai pada berapa derajat posisi arah kiblat-nya wajib diketahui.
Kolega juga ber-inisiatif untuk membuatkan petunjuk pada Google Map [1] untuk menunjukkan lokasi stasiun kereta api, tempat menunggu bus, tempat tinggal sampai pada jalan ke gedung tempat mereka dalam lingkungan universitas. Dengan peta ini, gambaran awal situasi kota telah diketahui jauh hari sebelum berangkat.
Proses pembuatan petunjuk pada Google Map ini relatif mudah, yang dibutuhkan adalah koneksi internet dengan kapasitas bandwidth yang cukup untuk memuat gambar-gambar. Peta dapat diperbesar (zoom) sampai batas-batas tertentu (tergantung pada gambar yang dimiliki oleh Google).
Selanjutnya dapat dibuat pin penunjuk pada lokasi-lokasi tertentu lalu diberi nama. Setelah semua lokasi yang diinginkan sudah ditandai, link URL ke peta tersebut dapat dibagikan kepada mereka yang berkepentingan sehingga dapat menggunakan peta tersebut.
Pemakaian Google Map ini semakin mudah seiring dengan semakin murahnya koneksi internet dan semakin lengkapnya gambar peta yang dimiliki oleh Google.
Bahkan B. Pan et al. [2] telah memanfaatkan sarana ini sebagai alat bantu informasi turis untuk pemandu jalan pada peralatan komunikasi genggam (handheld) dan perencanaan perjalanan online ke Charleston, South Carolina, USA.
B. Pan et al. menggunakan sarana ini karena Google menyediakan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan aplikasi mereka untuk terkoneksi dengan database Google. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyediakan informasi pariwisata secara real-time yang sesuai dengan lokasi pengguna dan jika digabungkan dengan informasi spesifik tujuan wisata akan dapat dihasilkan alat bantu perencanaan perjalanan yang interaktif berbasis peta.
Memberikan Petunjuk Jalan
Membangun suatu sistem informasi yang memungkinkan turis untuk dapat dengan mudah datang ke tempat wisata menjadi keniscayaan dalam industri pariwisata. Semuanya didasari pada kenyataan bahwa pengunjung tidak selalu familiar (bahkan sama sekali tidak familiar) dengan tempat yang akan dikunjunginya.
Y.B. Salman et al. [3] telah melakukan studi untuk membangun suatu sistem informasi berbasis web yang bermanfaat dan efisien untuk perjalanan para turis di Busan, Republic of Korea. Mereka melakukan wawancara dengan responden (penduduk korea dan orang asing) untuk mengetahui pengalaman para responden dalam mencari informasi pariwisata. Selanjutnya responden diminta untuk mengunjungi website pariwisata Busan yang menggunakan bahasa Korea dan Inggris. Responden juga diminta untuk membuat perencanaan perjalanan untuk 3 hari, informasi apa yang mereka butuhkan dan gunakan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam membuat perencanaan tersebut.
Hasilnya menunjukkan para turis ingin mengetahui lokasi-lokasi obyek wisata, restoran, hotel, dll. serta cara menuju lokasi tersebut dari tempat mereka berada (yang mana hal ini tidak tersedia disebagian besar website pariwisata). Informasi singkat dengan gambar, mesin pencari, label dan visualisasi grafis dipercayai akan menjadi isi yang yang sangat bermanfaat.
Responden meyakini pentingnya penyajian informasi dalam bentuk peta yang mudah dimengerti. Selain peta kota secara keseluruhan, peta detail bagian-bagian kota yang menunjukkan lokasi hotel, obyek wisata dan restoran sangat diharapkan. Responden juga merekomendasikan beberapa tambahan fitur pada website seperti mencari posisi mereka pada peta, informasi jarak, waktu tempuh, dan cara yang paling efisien antara dua tempat, fasilitas memperbesar/kecil peta, dsb. Gambar yang berwarna juga dapat membuat peta menjadi lebih menarik.
Informasi tentang rute terpendek dan efisien antara dua lokasi menjadi hal utama bagi pengunjung terutama yang pertama kali berkunjung. Responden menginginkan informasi detail tentang bus, subway, railway, penyewaan mobil, kapal atau taksi.
Hasil dari studi ini selain menampilkan informasi pariwisata berbasis peta, prototipe website mereka juga mempunyai tambahan fitur :
1. "Search", untuk mencari informasi berdasarkan kata kunci
2. "Where am I", untuk menunjukkan posisi pemakai dalam peta
3. "Mini-Map", untuk memudahkan navigasi dalam seluruh peta
4. "Transportation", untuk menampilkan rute perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya yang diinginkan oleh pemakai.