Laman

Sabtu, 04 April 2009

Menyusuri Danau Matano




Mungkin sebahagian orang di Indonesia kurang mengenal atau mendengar nama Danau Matano, yang merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan terdalam ke-8 di dunia (600mtr depth).
Di Sulawesi Selatan sendiri, danau Tempe (Wajo) dan danau Towuti (Malili) lebih sering diperbincangkan. Namun, bagi masyarakat Sorowako umumnya, dan PT International Nickel Indonesia khususnya, perusahaan penambangan nikel terbesar dunia yang area pertambangannya meliputi Sorowako, danau Matano merupakan sumber energi dan penghidupan yang sangat vital, sehingga ketergantungan terhadap danau Matano ini sangat tinggi. Danau Matano sendiri terletak di distrik Sorowako - Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, berbatasan langsung dengan Tapulemo (Sulawesi Tenggara) dan Sulawesi Tengah. Danau Matano, yang berarti mata air dalam bahasa Dongi, bahasa asli Sorowako, terbentuk dari ribuan mata air yang muncul akibat gerakan tektonik; lipatan dan patahan kerak bumi yang terjadi di sekitar daerah litosfir yang membutuhkan waktu lama untuk terisi oleh air dan membentuk danau sekitar 4 juta tahun yang lalu. Di area Sorowako, juga terbentuk dua danau lainnya, danau Mahalona (kedalaman 60mtr) dan danau Towuti (kedalaman 200mtr). Air yang mengalir dari Danau Matano dialirkan melalui sungai Larona ke Danau Mahalona kemudian ke Danau Towuti dan selanjutnya menuju muara melalui sungai Malili dan berakhir di Laut Bone. Sungai inilah yang menjadi penggerak dua PLTA milik PT Inco Tbk, yaitu PLTA Larona dan PLTA Balambano. Bahkan tidak lama lagi Inco juga akan membangun PLTA yang ketiga yang sumber energinya berasal dari Danau Matano, yaitu PLTA Karebbe.
Dengan panorama indah yang dikelilingi oleh pegunungan Verbec, danau Matano ini sangat layak dijadikan tujuan wisata. Pasir pantainya yang putih, dengan ombak yang ramah namun masih memungkinkan untuk berolahraga air semisal renang, layar, ski air, kano dan menyelam. Kecerahan air yang mencapai 23meter sangat menggoda untuk olahraga snorkling dan diving, apalagi ikan-ikan yang hidup di danau ini merupakan ikan yang sangat khas dan tidak dijumpai di daerah lain.
Beberapa event lokal dan nasional pernah diselenggarakan disana, sebutlah lomba perahu dayung tahunan, Sunday market, year end party PT INCO, sampai kompetisi renang nasional PRSI menyeberangi danau Matano. Di daerah Sorowako ini, ada tiga pantai yang kerap dikunjungi masyarakat dan karyawan PT INCO yakni pantai Old Camp, pantai Idee (Pontada) dan pantai Kupu-kupu (Salonsa). Di sisi danau lainnya, desa Nuha, Tapulemo dan desa Matano, juga memanfaatkan danau Matano sebagaimana masyarakat Sorowako.
Danau Matano tak hanya terkenal karena panorama alamnya yang mempesona. Di sana juga ternyata menyimpan banyak keunikan. Dari letak dan komposisi kimianya yang khas hingga kekayaan fauna endemik yang hanya dapat ditemukan pada danau tersebut. Dan yang paling membanggakan pula, dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan tidak terjadi perubahan signifikan terhadap ekosistem danau sejak 1930-an hingga saat ini. Bahkan karena kekhasannya, beberapa ilmuan menilai danau di Sorowako, terutama Danau Matano patut diusulkan menjadi 'world heritage'. Bagi PT Inco, hasil kajian dari para ahli lingkungan tentu sangat menggembirakan. Fakta ini sekaligus membantah tudingan banyak pihak bahwa danau yang digunakan PT Inco sebagai PLTA telah tercemar limbah PT Inco.
Danau Matano bersifat isotermal, yang berarti beda suhu antara permukaan dan dasar danau kurang dari dua derajat celsius. Kecerahan air 23 m, padahal banyak danau lain di Indonesia hanya beberapa meter bahkan dm saja. Sifat khas lain di jumpai di dekat Desa Matano dimana beberapa mata air muncul dari dasar danau. Lalu pada kedalaman 200-300 m dapat dijumpai kolam ikan dengan indikasi aliran gravitasi di dasar danau. Jenis flora dan fauna yang hidup di Danau Matano bersifat endemic yang masih terjaga dengan baik. Secara awam, flora dan fauna endemik adalah mahluk hidup yang hanya ditemui di suatu tempat dan tidak bisa ditemukan di tempat yang lain.

Tidak ada komentar: