Laman

Senin, 14 Desember 2009

Melirik Perjuangan Andi Zulkifli


Memulai Hidup Dari Usaha Tempel Ban Sampai Industri Kerajinan Keramik
Laporan : Fadly Syarif
Siang itu terik panas matahari menyelimuti langit Bumi Tanadoang saat Ujung Pandang Ekspress bertolak meninggalkan pusat ibukota Benteng menuju industri kerajinan keramik di Desa Parak.
Parak merupakan salah satu desa di ujung utara ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar yang belakangan ini dikenal dengan kawasan pengembangan peternakan ayam potong, produksi aspal butas dan kawasan pengembangan industri kerajinan keramik.
Selain dikenal sebagai kawasan peternakan ayam potong, dan pengembangan industri kerajinan keramik, wilayah ini juga tergolong cukup kaya akan bahan baku kerajinan meubel meja akar kayu yang memiliki pangsa pasar cukup besar di Bumi Tanadaoang.
Dari hasil perbincangan Ujung Pandang Ekspress dengan pemilik industri kerajinan keramik kayra mandiri terungkap “tanpa terasa genap setengah tahun sudah industri kerajinan karya mandiri berdiri di Dusun Boneapara, Desa Parak, Kecamatan Bontomanai”.
Dimana Berbagai produk kerajinan telah berhasil di produksinya dalam rentang waktu setengah tahun terhitung sejak bulan mei 2009 silam. Sebelum resmi mencetak berbagai jenis barang-barang kerajinan, berupa pot bunga, profil arsitektur bangunan rumah, dan gorong-gorong.
Awalnya, Andi Zulkifli (25 tahun), Sang pemilik industri kerajinan memulai kehidupan barunya sebagai seorang perantau di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan membuka usaha tempel ban dan mencuci kabilator kendaraan.
Sampai kemudian, dari hasil jeripayahnya itu Zulkifli pun berhasil bangkit dan memulai usaha baru di bidang industri kerajinan keramik serta peternakan ayam potong dengan bantuan dua orang karyawan yang masih merupakan keluarga dekatnya sendiri.
Hasil kerajinan berupa pot bunga masing-masing dipasarkan dengan harga bervariasi antara Rp. 25.000,- sampai dengan harga Rp. 60.000,- per buahnya, tergantung pada pilihan motif dan besar pot yang di pesan konsumen. Demikian pula halnya untuk harga profil arsitektur bangunan rumah yang dipasarkan antara Rp. 4000,- sampai Rp. 25.000 per satu buahnya. Sedangkan gorong-gorong di jual seharga Rp. 100.000,- per buah
Dalam sebulannya, industri kerajinan keramik ini bisa menghabiskan bahan baku sampai delapan kubik pasir sungai dan 90 zak semen. Namun sayang sekali, produk kerajinan pot bunga yang dicetak dengan menggunakan alat manual berupa kursi putar bekas tersebut, baru bisa dipasarkan di lokalan Kabupaten Kepulauan Selayar.
Meski sudah pernah sekali waktu ada warga Kabupaten Bulukumba yang singgah menyambangi industri ini dan sempat membeli dua buah pot bunga untuk dibawah ke Bulukumba.
Latar belakang usaha kerajinan yang baru berbentuk home industri ini bahkan nyaris mengakibatkan omzet penjualan hasil kerajinan tidak pernah diketahui besaran jumlahnya. Semua habis digunakan untuk menutupi kebutuhan biaya hidup keluarga sehari-hari.
Diakhir percakapannya dengan Ujung Pandang Ekspress Andi Zulkilfli menitipkan harapan, agar saban hari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dapat melirik dan memberikan suntikan tambahan bantuan modal untuk pengembangan industri kerajinan yang sementara waktu hanya menempati kolong rumah tersebut.
Sembari berhayal, kiranya bantuan itu bukanlah dalam bentuk pinjaman yang kelak nanti harus dikembalikan ke tangan pemerintah kabupaten, sama halnya dengan penawaran Dinas Koperasi, Perindustrian, Pertambangan & Energi beberapa waktu lalu. (*)

Tidak ada komentar: