Laman

Kamis, 02 April 2009

20 komentar:

Bidik Lensa mengatakan...

orban KM Senopati di Pulau Selayar Belum Dievakuasi
SEMARANG, MINGGU - Lima jenazah korban KM Senopati Nusantara yang ditemukan 5 Februari lalu di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, hingga saat ini belum berhasil dievakuasi.

Koordinator Posko Terpadu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Budi Prayitno, di Semarang, Minggu (18/2), mengatakan belum adanya kapal yang merapat ke Pulau Selayar menjadi penyebab tertundanya proses evakuasi. "Semula kita meminta bantuan agar kapal perang milik TNI AL dapat mengevakuasi kelima jenazah ke Surabaya, ternyata tidak ada kapal perang yang bisa diberangkatkan ke sana," katanya.

Jika tidak segera dievakuasi, lanjut Budi, dikhawatirkan kelima jenazah tersebut akan semakin tidak dapat dikenali. "Kondisi organ tubuhnya kemungkinan tidak utuh lagi," ujarnya.

Menurut Budi, ada alternatif lain agar kelima jenazah tersebut dapat segera dievakuasi, yakni meminta bantuan ke tim SAR Kendari untuk mengevakuasi sementara kelima jenazah ke Makassar. "Dari Makassar kemudian diterbangkan dengan pesawat ke Semarang," ungkap Budi yang juga menjabat sebagai Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jawa Tengah.

Dari kelima jenazah yang ditemukan tersebut, salah satunya berhasil diidentifikasi yakni almarhum Ario Priambodo (39) asal Semarang.

Budi menjelaskan, pihaknya telah memberi tahu pihak keluarga bahwa hingga saat ini proses evakuasi terhadap jenazah yang ditemukan tersebut belum dapat dilakukan karena adanya sejumlah kendala. "Bila sudah berhasil dievakuasi jenazah akan segera diserahkan kepada pihak keluarga, sedangkan empat jenazah lainnya kemungkinan akan dikebumikan di Rembang, bersama korban-korban yang belum teridentifikasi lainnya," ujarnya.

Ia juga menepis adanya anggapan bahwa PT Prima Vista sebagai pemilik KM Senopati Nusantara ingin lepas tanggung jawab dalam proses evakuasi kelima jenazah. "PT Prima Vista sudah menegaskan akan menanggung seluruh biaya evakuasi," ungkapnya.

Jumlah penumpang KM Senopati Nusantara berdasarkan manifes dari PT Prima Vista sebanyak 628 orang. Sebanyak 235 penumpang berhasil diselamatkan dan 55 meninggal dunia. "Dari jumlah tersebut, berarti masih ada sebanyak 338 penumpang yang berlum ditemukan," tambah Budi.

Bidik Lensa mengatakan...

Selayar Siapkan Terminal Bandara
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Selayar tahun depan akan membangun terminal penumpang di Bandara Aroepala.
Pembangunan terminal bandara ini untuk menunjang kelancara arus penumpang dari Selayar ke Makassar, Jakarta dan Surabaya. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kepulauan Selayar H Zubair Suyuthi mengatakan saat ini terminal penumpang yang ada tidak memadai lagi untuk menampung pengguna jasa penerbangan pesawat jenis Fokker berpenumpang 80-100 orang.

“Padahal landasan bandara tersebut sudah ditingkatkan dari 900 meter menjadi 1,6 kilometer dengan dana miliaran rupiah dari APBN dan APBD,” kata Zubair di Makassar,kemarin. Pembangunan terminal penumpang tersebut akan dijadikan satu paket dengan peningkatan jalan poros masuk ke bandara tersebut sepanjang kurang lebih lima kilometer.

Saat ini, terminal penumpang tersebut kondisinya memprihatinkan karena selain berlubang-lubang juga aspalnya retak-retak. Menurut Zubair, jika sarana dan prasarana pendukung bandara tersebut sudah dibangun dan diperbaiki,masyarakat kepulauan Selayar yang selama ini banyak bepergian ke Makassar dengan menggunakan kapal fery akan beralih menggunakan pesawat.

Apabila menggunakan pesawat, jarak Selayar-Makassar hanya memerlukan waktu 40 menit.Adapun harga tiket pesawat jenis Casa berpenumpang 20 orang atau Fokker sekitar Rp200.000/orang. Namun, apabila menggunakan kapal fery yang mampu mengangkut sekitar 10 bus diperlukan 7-8 jam dengan biaya Rp125.000/orang.

Hanya saja,ujarnya,pengguna jasa penerbangan selama ini belum begitu banyak karena jadwal penerbangan dari Makassar-Selayar hanya dua kali seminggu dengan pesawat Casa. Penerbangan langsung dari Selayar ke Surabaya dan Jakarta selama ini belum dibuka meskipun waktu tempuh lebih singkat dibanding Makassar-Jakarta selama dua jam.

Menurut dia, Bandara Aroepala Selayar bisa menjadi bandara transit pada saat cuaca buruk melanda Makassar sehingga pesawat dialihkan ke Bali yang jaraknya lebih jauh dibanding jika mendarat di Selayar. Pesawat harus kembali ke pulau dewata, dan tidak transit di Selayar karena tidak tersedia tempat penampungan bahan bakar avtur di bandara tersebut.

Padahal landasan pacu sudah mulus dan termasuk bandara pantai sama dengan Bandara Sepinggan, Balikpapan. Kabupaten Selayar yang terpisah dari daratan Sulawesi Selatan, lanjutnya, memiliki potensi wisata bahari dengan obyek wisata andalan Taman Nasional Takabonerate yang memiliki beragam biota laut.

Potensi ini belum banyak dilirik wisatawan mancanegara (wisman), padahal taman ini lebih indah dari Bunaken, Sulawesi Utara. Hal tersebut disebabkan fasilitas transportasi laut belum memadai serta waktu yang diperlukan untuk menuju Kecamatan Kayuadi,ibukota kecamatan kepulauan itu cukup lama yakni 2-3 jam dengan menumpang speedboat.

Wisman juga dapat melakukan aktivitas menyelam di kawasan Takabonerate yang memiliki luas areal 340 hektare (ha).Karena itu,katanya, jika pemerintah pusat dan Provinsi Sulsel memberi dukungan dana untuk membangun landasan perintis di kecamatan kepulauan Takabonerate, kunjungan wisman dari berbagai negara akan meningkat.

Bidik Lensa mengatakan...

Pesona Pasir Putih di Pantai Baloiya
SELAIN kaya dengan biota lautnya, Kabupaten Selayar juga terkenal dengan keindahan pantainya. Gugusan pantai yang sebagian besar dihiasi dengan pasir putih itu, membentang dari ujung utara hingga ke selatan kabupaten kepulauan tersebut.Salah satu dari sekian banyak pantai yang menyimpan pesona alam pantai yang menggairahkan, yakni pantai Baloiya di Kecamatan Bontosikuyu. Bukan tanpa alasan orang tertarik ke Baloiya. Hamparan pasir putih nan bersih menjadi daya tarik tersendiri. Keindahan pasir putih ini semakin memikat dengan air laut yang jernih.

Saking jernihnya air di sekitar pesisir pantai ini, ikan-ikan yang terkadang lewat pun tampak jelas berenang di dasar air. Pemandangan bawah laut ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang suka menyelam dan berpetualang di bawah laut.

Tak hanya sampai di situ, Baloiya juga menyimpan keindahan lain berupa goa alam dan pulau kecil. Juga tak ketinggalan, karang-karang besar yang berdiri kokoh di beberapa ruas pantai.

Tak terlalu sulit untuk ke Baloiya. Sebab jaraknya hanya sekira 9 km dari Kota Benteng serta bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat. Waktu tempuh dari Benteng, paling lama 30 menit.

Baloiya sendiri hingga kini menjadi pilihan rekreasi warga Selayar dan sejumlah warga dari Bulukumba, serta Sinjai.

"Tapi memang, yang lebih banyak datang adalah warga Selayar sendiri, khususnya dari Benteng. Mereka ada yang berenang atau menyelam," kata Iksan, salah seorang warga yang kebetulan sedang berekreasi di Baloiya, baru-baru ini.

Hanya saja, hingga kini, Baloiya belum bisa dimaksimalkan menjadi aset pariwisata oleh pemerintah. Masih ada beberapa bagian pantai yang tak terurus dengan baik. "Padahal di sini sangat indah. Kita bisa menyelam di air yang dangkal sambil melihat-lihat ikan," ujar pengunjung lainnya, Pardhi, yang mengaku hobi menyelam.

Bidik Lensa mengatakan...

Diduga Korban Kapal Senopati
Sesosok Mayat Kembali Ditemukan di Pantai Barat Selayar
Sesosok mayat kembali ditemukan di Pantai Joo, Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan oleh seorang warga yang bernama Baharudin, Sabtu (27/1).

Baharudin menemukan mayat itu sekitar pukul 07.00 WITA dan langsung melaporkannya kepada aparat kepolisian setempat. Pada saat ditemukan, kondisi mayat itu tanpa kepala dan kaki.

Dalam laporannya, Baharudin mengatakan, mayat tersebut mengenakan kaos putih, kotak-kotak dan berkerah. Saat ini mayat itu berada di aula RSUD Selayar untuk dilakukan otopsi.

Dari pantauan ELSHINTA, dalam dua terakhir ini, tercatat tiga mayat ditemukan di Pantai Barat Selayar. Penemuan ini tidak jauh dari temuan mayat wanita yang menggunakan pelampung KM Senopati Nusantara yang ditemukan tadi malam.

Hingga berita ini diturunkan, dari beberapa penemuan mayat tersebut, pemkab setempat belum melakukan penyisiran. Selain itu, rencana penyisiran yang akan dilakukan oleh Tim Satlak juga belum dimulai.

Bidik Lensa mengatakan...

Cari Korban Kapal Senopati
Tim SAR Akan Sisiri Pesisir Pantai Barat Selayar

Tim SAR dan masyarakat pada dua kecamatan di Selayar akan melakukan penyisiran Pesisir Pantai Barat Selayar untuk melakukan pencarian korban Kapal Motor Senopati Nusantara.

Hal tersebut dilakukan setelah kemarin ditemukan dua jenazah, masing-masing berada di pinggir pantai Desa Barugaiya, Kecamatan Bontomanai dan di perairan Desa Bonto Lebang, Kecamatan Bonto Haru. Demikian dikatakan Sekretaris Pelaksana Harian Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Pemkab Selayar, Hizbullah Kamarudin ketika dihubungi wartawan beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, pada hari ini pihaknya akan melakukan penyisiran di pesisir pantai, terutama di dua kecamatan di Selayar. Selain itu, pihaknya juga akan menyisiri kecamatan daratan lainnya di Pesisir Barat Pantai Selayar.

Dalam pencarian tersebut, pihaknya akan menerjunkan Satlak Kabupaten, Unit Koperasi Kecamatan dan Satuan Hansip yang ada di desa tersebut. Rencananya pihaknya akan menyisiri sekitar 20 kilometer dari Kecamatan Bontomanae dengan Kecamatan Pesisir Barat di Kecamatan Bonto Haru.

Hizbullah juga menyampaikan kepada masyarakat yang tengah melaut agar memperhatikan keadaan sekitarnya. Ia mengimbau, jika para nelayan itu melihat mayat maka segera dilakukan evakuasi atau melaporkan kepada tim SAR terdekat.

"Selanjutnya kita akan secara bersama-sama mengevakuasi. Kalau pun ada yang di luar pinggir pantai yang tidak terlalu jauh atau yang bisa dijangkau dievakuasi ke darat," kata dia.

Ketika ditanya mengenai kondisi lokasi saat dilakukan pencarian, Hizbullah menuturkan, tidak ada kendala jika proses pencarian itu dilakukan di pinggir pantai. Namun jika pencarian dilakukan di perairan maka harus didukung oleh cuaca yang cerah.

Bidik Lensa mengatakan...

Jumlah Nelayan Indonesia yang Ditangkap Australia Menurun

Kapal nelayan berbendera Indonesia yang ditangkap oleh pihak maritim Australia karena dianggap pelanggaran wilayah laut, jumlahnya turun signifikan pada 2007.

Hal tersebut terungkap dari data yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis, terkait kunjungan bersama pemerintah Indonesia dan Australia ke Probolinggo Jawa Timur untuk kampanye memerangi penangkapan ikan ilegal.

Pada tahun 2006, 359 kapal berbendera Indonesia telah ditangkap karena melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Australia, sementara 49 lainnya disita perangkat dan hasil tangkapannya. Pada 2005 terdapat 279 kapal Indonesia yang ditangkap dan 325 disita.

Sementara itu untuk tahun ini hingga 30 April 2007, 26 kapal yang berbendera Indonesia telah ditangkap. Angka itu telah turun banyak jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2006, dimana 134 kapal penangkap ikan asing telah ditangkap.

Penurunan signifikan itu dicapai antara lain karena upaya keras yang dilakukan pemerintah Australia untuk mencegah penangkapan ikan ilegal. Pihak maritim Australia baru-baru ini telah menerima tambahan anggaran sebesar Rp2,7 triliun untuk mencegah penangkapan ikan ilegal oleh warga negara asing di perairan Australia, dengan anggaran keseluruhan mencapai Rp3,5 triliun.

Selain itu, beberapa waktu terakhir pemerintah Indonesia --Departemen Kelautan dan Perikanan RI (DKP)-- dan Australia juga aktif mempromosikan upaya menentang penangkapan ikan ilegal.

Pejabat-pejabat dari DKP dan Kedutaan Besar Australia melaksanakan kunjungan bersama ke sejumlah daerah di Indonesia sebagai bagian dari kerjasama kedua negara untuk memerangi masalah penangkapan ikan secara ilegal.

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melaksanakan kesepakatan antara Australia dan DKP untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye di Indonesia tentang dampak menangkapan ikan secara ilegal di Perairan Australia dan Indonesia. Kegiatan dalam kunjungan tersebut diantaranya adalah diskusi terbuka dengan masyarakat setempat dan diskusi dengan pemimpin masyarakat akar rumput setempat dan pemerintah setempat.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, menerangkan bahwa kampanye penyadaran ini merupakan "bagian dari upaya penting untuk menjamin keberlangsungan sumberdaya perikanan di perbatasan kedua negara."

Kampanye tersebut membantu masyarakat nelayan dalam memahami bagaimana mereka melakukan aktivitas penangkapan ikan sesuai peraturan yang berlaku di masing-masing negara. Tujuan bersama adalah di masa depan tidak ada lagi kegiatan penangkapan ikan ilegal sehingga tidak ada lagi nelayan ditangkap.

"Ini adalah masalah bersama bagi kedua negara dimana kita harus bekerjasama untuk menemukan jalan keluar yang praktis. Baik Indonesia maupun Australia mengalami masalah penangkapan ikan ilegal dari masyarakat asing. Kami sepakat untuk bekerjasama untuk memberantas kegiatan penangkapan ikan ilegal untuk mempertahankan stok ikan yang menjadi kebutuhan kita," kata Farmer.

Melalui kunjungan-kunjungan bersama itu, lanjut dia, pemerintah Australia juga ingin menginformasikan kepada masyarakat perikanan Indonesia akan konsekuensi yang berat yang diperoleh apabila melakukan penangkapan ikan di perairan Australia.

Pada Bulan Juni 2006, Parlemen Australia mengeluarkan undang-undang yang menyatakan tahanan tiga tahun penjara bagi nelayan yang tertangkap melakukan praktek penangkapan ikan ilegal di wilayah perairan Australia selain denda sebesar Rp6,1 milyar.

Menyadari bahwa masalah ini memiliki dimensi kawasan, menteri dari kedua negara pada pertemuan Australia - Indonesia pada Juni 2006 di Bali sepakat bahwa Australia dan Indonesia akan mengadakan Pertemuan Menteri untuk mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan masalah penangkapan ikan ilegal.

Ke-sepuluh negara yang menghadiri Pertemuan Menteri di Bali pada tanggal 4 May 2007 yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Freddy Numberi, dan Menteri Perikanan, Kehutanan dan Konservasi Australia, Senator Eric Abetz, sepakat untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam mempromosikan kebiasaan menangkap ikan yang bertanggung jawab dan juga untuk memerangi penangkapan ikan secara ilegal.

Sementara itu pada 27-31 Mei 2007, tim dari DKP dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta melaksanakan kunjungan bersama ke Probolinggo, Jawa Timur.

Tim tersebut juga dijadwalkan akan memberikan keterangan kepada media di Surabaya namun karena satu dan lain hal --antara lain adalah situasi di Pasuruan pasca bentrokan TNI AL dengan warga-- maka tim tersebut tidak dapat mencapai Surabaya di waktu yang telah disepakati sehingga acara dibatalkan

Bidik Lensa mengatakan...

Pemkab Selayar Bertekad Berantas Illegal Fishing

Pemerintah Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan bertekad untuk segera membentuk Tim Penanggulangan Illegal Fishing agar para pelakunya dapat diberantas.


Hal tersebut disampaikan Bupati Selayar, Syahril Wahab kepada wartawan di Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/5). Seperti diketahui, sejumlah aparat dari TNI dan Polri serta sejumlah pejabat lembaga dan institusi yang terkait langsung dengan pengawasan perairan Laut Selayar dipanggil Syahril Wahab.


Pemanggilan mereka itu untuk mengikuti rapat koordinasi mendadak yang membahas seputar maraknya kembali kegiatan illegal fishing jenis pengeboman dan pembiusan ikan.


Dalam kesempatan itu Syahril mengemukakan rasa kekecewaannya terhadap maraknya kegiatan terlarang tersebut. Pasalnya banyak wilayah di Kabupaten Selayar yang dianggap menjadi tempat mangkalnya pelaku penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bahan kimia (bius). Padahal Pemkab Selayar telah mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit untuk pengawasan kawasan laut.


Oleh sebab itu dalam rapat tersebut Bupati Syahril mendesak kepada seluruh peserta rapat untuk segera membentuk tim untuk memberantas pelaku illegal fishing di wilayah Kabupaten Selayar, Sulsel.

Bidik Lensa mengatakan...

RI-AUSTRALIA SEPAKAT PERTUKARAN INFORMASI PENGAMANAN PERBATASAN

Canberra--RRI-Online, Indonesia dan Australia sepakat untuk bekerja sama dalam pertukaran informasi untuk mengamankan perbatasan kedua negara dari berbagai bentuk kejahatan dan tantangan keamanan, seperti pencurian kayu dan ikan serta perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang.

"Sebenarnya ada keinginan Australia untuk bisa mengadakan operasi bersama dengan kita namun sejauh ini yang baru disepakati adalah `information sharing` (pertukaran informasi) antara Bakorkamla dan Border Protection Command (Komando Perlindungan Perbatasan)," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Joko Sumaryono, di Sydney, Kamis (24/5) malam.

Menurut Joko Sumaryono yang sedang berada di Sydney dalam rangkaian kegiatan kunjungan beberapa harinya di Australia, kesepakatan dalam pertukaran informasi itu dicapai dalam pertemuannya dengan pemimpin BPC dan Northern Command (Komando Utara) di Canberra dan Darwin dua hari lalu.

"Kerja sama pertukaran informasi ini mulai efektif dalam waktu dekat ini, dan beberapa hal yang menjadi perhatian bersama adalah masalah `illegal logging dan illegal fishing` (pencurian kayu dan ikan), serta kejahatan (perdagangan) narkotika," katanya.

Dalam pertemuan dirinya dengan BPC, kedua pihak bertukar fikiran tentang masalah manajemen pengawasan perbatasan.

BPC merupakan unit yang menyatukan sumberdaya dan keahlian beacukai dan pertahanan dengan tugas utama melindungi wilayah bahari negara benua itu dari berbagai ancaman keamanan, seperti terorisme, penyelundupan manusia, pencurian ikan, kegiatan ekspor dan impor yang dilarang, resiko karantina, dan bajak laut.

Sementara itu, sebelumnya, Sekretaris I/Pensosbud Konsulat RI Darwin, Buchari Hasnil Bakar, yang dihubungi secara terpisah dari Canberra mengatakan, selama di Darwin, Kepala Pelaksana harian Bakorkamla, Joko Sumaryono, tidak hanya bertemu dengan unsur "Northern Command" yang bertanggungjawab terhadap pengamanan wilayah perairan utara Australia tetapi juga menjenguk puluhan nelayan tradisional Indonesia yang ditahan di Darwin.

"Dalam kunjungannya ke Darwin hari Rabu (23/5), Pak Joko Sumaryono juga mendatangi `detention center` (pusat penahanan) untuk bertemu para nelayan tradisional asal Flores yang sedang ditahan sekaligus melihat fasilitas penahanan itu," kata Buchari.

Terkait dengan penangkapan dan penahanan ke-49 orang nelayan asal Desa Deka, Kabupaten Ndao, Flores, Nusa Tenggara Timur oleh otoritas Australia sejak 16 Mei itu, Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, mengatakan, mereka sepenuhnya merupakan nelayan tradisional dengan enam perahu layar tak bermesin.

Ia mengatakan, menindaklanjuti surat notifikasi penangkapan para nelayan tradisional ini, Konsulat RI di Darwin telah pun bertemu dengan para nakhoda perahu-perahu layar Flores ini guna memberikan pelayanan kekonsuleran yang pada intinya berupaya mengumpulkan informasi versi para nelayan.

Penangkapan enam perahu layar tak bermesin dengan 49 orang nelayan tradisional pada 16 Mei dilakukan otoritas Australia karena mereka dituduh telah melanggar undang-undang tentang manajemen taman nasional Pulau Pasir karena menangkap teripang sebagai satwa yang dilindungi, katanya.

Bidik Lensa mengatakan...

PANTAU TERUS ILLEGAL FISHING
Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Kabupaten Tapin makin gigih berupaya memberantas penangkapan ikan secara tidak sah (illegal fishing), selain polisi, pokwasmas pun kini membantu.

Jika pada tahun 2003, Disnakkan menyelesaikan satu kasus illegal fishing menggunakan alat penyetrum. Maka, pada tahun 2004 dua kasus yang sama dituntaskan. Ternyata tahun 2005 lebih parah, empat kasus penyetruman kembali terjadi. Malah, tahun ini Disnakkan menangkap dua pelaku menggunakan bahan kimia berbahaya.

Ini rupanya yang membuat Disnakkan lebih waspada,. Padahal pelaku penyetruman diancam kurungan penjara 8 bulan dan denda materi Rp. 200 ribu. Sedangkan pelaku yang menggunakan bahan kimia berbahaya diancam 6 bulan penjara dengan denda materi Rp. 200 ribu.

Kepala Disnakkan Tapin Ir. M. Yunus, MM saat ditemui diruang kerjanya, senin (3/7), menekankan betapa illegal fishing sangat merugikan. Pasalnya, aktivitas tersebut mengakibatkan punahnya komoditas ikan. Ikan yang mati tidak hanya ikan yang layak tangkap, tetapi juga bibit-bibitnya. Akhirnya, punahlah ikan-ikan tersebut.

“Untuk mendukung UU Nomor 31 Tahun 2004 sekaligus sebagai upaya menanggulangi permasalahan ini, kami terus melakukan pemantauan dan pengawasan kedaerah-daerah perairan dan rawa. seperti wilayah Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Tapin Tengah dan Kecamatan Bakarangan,” julas Yunus.

Selain dibantu pihak kepolisian, pihaknya juga dibantu oleh kelompok pengawas masyarakat (pokwasmas) yang jumlahnya sekitar 16 kelompok, tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di Tapin.

Selain itu, pihaknya juga juga melakukan restocking (penyebaran kembali bibit ikan lokal di tempat-tempat ikan berkembang), pemasangan papan seruan yang berisikan papan larangan melakukan illegal fishing, menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang larangan illegal fishing melalui media massa, pembuatan brosur, serta melakukan peninjauan langsung kelapangan.

“Maksudnya kami turun langsung kelapangan dengan mengadakan sosialisasi dan gelar perkara. Kemudian dalam peninjauan langsung tersebut kami melibatkan Pengawas Pegawai Negeri Sipil (PPNS), Polisi, TNI, dan tokoh masyarakat,” paparnya.

Karena itu, jika masyarakat mendapati atau menemukan pelaku illegal fishing. Maka maka masyarakat dipersilahkan melapor kepada kami, atau kepada kepolisian. Pasti akan kami tindak lanjuti,”

Bidik Lensa mengatakan...

10 Negara Sepakat Perangi Penangkapan Ikan Ilegal


Kuta-Sepuluh negara di kawasan Asia Pasifik sepakat memerangi illegal unreported unregulated (IUU) fishing di kawasan regional. Kesepakatan itu dilakukan dalam Regional Ministerial Meeting (RMM) Promoting Responsible Fishing Practices in the Region, di Bali, Jumat (4/5).

Pertemuan diikuti 10 negara, yaitu Indonesia, Australia, Filipina, Vietnam, Timor Leste, Singapura, Thailand, Papua New Guinea, dan Brunei Darussalam.

Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan, semua negara mempunyai komitmen yang sama di kawasan untuk melakukan penangkapan ikan secara bertanggung jawab, khususnya di Laut China Selatan, Laut Sulawesi, dan Laut Arafuru, Timor.

“Dalam pembahasan sudah jelas bahwa kita ingin supaya cara-cara penangkapan dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab. Hal itu dalam arti kalau ada masalah kita bisa share satu sama lain. Kedua, kita ingin ada pertukaran informasi. Kemudian ada collecting data secara bersama-sama, terutama terhadap ikan tuna,” kata Freddy usai pelaksanaan Regional Ministerial Meeting.

Ia mencontohkan jumlah ikan tuna semakin hari makin berkurang karena ikan yang ditangkap umurnya di bawah sepuluh tahun. Padahal, ikan yang ditangkap di bawah usia 10 tahun mempersulit perkembangan habitatnya. Menurutnya, kalau usianya di atas 20 tahun lebih baik. Masalah semacam inilah yang akan dibahas antarnegara.

“Komitmen saling memberi informasi, saling pantau, serta sistem kontrol dan monitoring yang dilaksanakan harus baik. Hanya dengan itu kita bisa menyelamatkan sumber daya perikanan di kawasan regional,” kata Freddy.

Bahkan, ia mengemukakan dengan Australia disepakati dilakukan patroli bersama yang diharapkan dapat meminimalkan praktik penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di kedua negara.
Freddy menjelaskan saling berbagi informasi telah dijalin dengan Australia dan akan terus diperkuat. Ia mencontohkan, Indonesia berhasil mengejar kapal China yang melakukan penangkapan ikan secara liar karena ada informasi dari Australia.

Menteri Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi Australia Eric Abetz mengakui terjadi penurunan kasus illegal fishing di perairan Australia secara signifikan. Ia mengatakan cukup puas dengan kerja sama bilateral di sektor kelautan dan perikanan selama ini dalam pemberantasan IUU Fishing.

Freddy menegaskan apabila ada pelanggaran atas kesepakatan bersama tersebut, sanksi tetap berdasarkan ketentuan internasional.

“Ada instrumen internasional dari FAO, di mana bagian dari bangsa-bangsa dunia yang ada di kawasan ini, ikut menegakkan aturan main itu. Bahwa responsible fishing practices harus dilaksanakan dan itu harus menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.

RMM menghasilkan dua dokumen, yaitu Regional Plan of Action (RPOA) to Promote Responsible Fishing Practices Including Combating IUU Fisihing in the Region dan Joint Statement Regional Ministerial Meeting to Promote Responsible Fishing Practices Including Combating IUU Fishing in the Region.

0 komentar

Pelaku Pembom Ikan Resmi Ditahan
04 Mei 2007 di 13:31 Diposkan oleh Vicar


Tanggal : 4 Mei 2007
Sumber : http://www.papuapos.com/new/index.php?main=fullberita&id=3024

Jayapura – Walaupun menurut keterangan dua tersangka pengeboman ikan dengan Dopis, baru satu kali menggunakan Dopis, namun pihak aparat kepolisian tidak percaya begitu saja, sebab dari barang bukti yang ditemukan oleh penyidik maupun dari hasil interogasi penyidik, nampaknya bahwa perbuatan kedua tersangka ini sudah sering dilakukan.

Dir Polair, Kombes Polisi Dwi Marsanto melalui Kasie Gakum Pol Air, AKP Abbas, kepada wartawan diruang kerjanya, Kamis (3/5), menjelaskan hasil interogasi penyidik, kedua tersangka pelaku pem bom ikan dengan Dopis yang didampingi Penasehat Hukumnya, Adolf Warameri, SH, kedua tersangka masing-masing, LW, kelahiran Serui, warga jalan Tenggiri RT/03, Argapura Bawah yang memang asli nelayan, dan TW, tetangga LW namun masih berstatus pelajar ini, menangkap ikan untuk konsumsi makan, dan kalau lebih baru mereka jual untuk menambah penghasilan.

“Kedua tersangka sudah kami tahan. pengakuan keduanya, mereka belum pernah ditangkap oleh petugas dalam melakukan aksi bom ikan karena kata mereka baru pertama kali mereka melakukan bom ikan,” jelas Abbas kepada wartawan. Barang bukti yang diamankan petugas dan dari keterangan kedua tersangka, bom yang dipakai adalah hasil rakitan sendiri.

Cara merakit bom tersebut, menggunakan mesiu korek api yang dicampur dengan amunisi, yang tidak tahu diperoleh kedua tersangka dari mana, mesiu dan amunisi ini kemudian diisi dalam botol obat batuk jenis OBH yang diberi sumbu. Sumbu tersebut, kata Abbas, dililit dengan kertu Remi. Namun yang ditemukan petugas saat patroli Senin (30/4) lalu, kedua tersangka hanya menggunakan sebuah botol OBH saja, yang sudah dilemparkan ke laut yang menimbulkan bunyi ledakan.

“Perahu yang adalah milik LW juga sudah kami amankan sebagai barang bukti, sedangkan barang bukti seperti ikan hasil tangkapan sebanyak 38 ekor ikan samandar dan 2 ekor ikan hias, kami amankan di Fresher. Sampai nanti di penuntut akan diambil juga sebagai barang bukti,” jelas AKP Abbas kemudian.

Diberitakan sebelumnya, kedua tersangka ditangkap oleh petugas Sat Polair pada Senin (30/4) sekitar pukul 11.00 WIT di Kayu Pulo Jayapura ketika Petugas Sat Polair melakukan patroli laut sekitar pukul 09.35. Mereka kemudian langsung digiring ke Mapolda, dan langsung menjalani penahanan atas perbuatan tersebut.

Dari penangkapan tersebut, barang bukti yang diperoleh saat penangkapan tersebut adalah, 2 buah dayung kayu, 1 buah kelewey, 3 potong obat nyamuk, 8 batang korek api, 2 kacamata selam, 3 serok ikan, 1 potong gabus kecil, 36 ekor ikan samandar, hasil dari dopis yang diletakan oleh kedua tersangka dan 2 ekor ikan hias ditambah 1 unit perahu warna hitam abu-abu.

Akibat perbuatan kedua tersangka ini, mereka dijerat dengan ancaman UU Darurat pasal 1 ayat 1 UU No.12 tahun 1951 tentang Senpi dan pasal 84 ayat 1 jo. Pasal 8 ayat 1 UU RI No.31 tahun 2004 tentang Perikanan dan pasal 55 KUHP. Ancaman hukuman bagi kedua tersangka ini, diatas 5 tahun penjara. Karena itu, dalam menjalani pemeriksaan sebagai tersangka Selasa kemarin, kedua tersangka didampingi oleh Penasehat Hukum yaitu Adolf Warameri, SH.

Bidik Lensa mengatakan...

Pasokan Minyak Tanah di Kabupaten Selayar Tersendat

Selayar, Warga Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan dalam sepekan terakhir ini mulai kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak jenis minyak tanah. Kalau pun ada, harganya Rp 5.000,- per liter.

Hal tersebut, kata salah seorang warga Kecamatan Bontosikuyu, Nuradi, disebabkan tersendatnya distribusi dari pengecer resmi agen Pertamina ke pengecer di sejumlah kelurahan yang tersebar di Kabupaten Selayar.

Nuradi, yang juga Ketua Lembaga Pemantau Masyarakat Kecamatan Bontosikuyu ini mengatakan, distribusi dari agen resmi masih perlu dibenahi oleh pengecer Pertamina. Karena biasanya agen resmi yang memasok BBM tidak mengontrol pengecernya.

Pantauan di Kecamatan Bontosikuyu. warga terpaksa menggunakan kayu bakar sebagai pengganti minyak tanah untuk memasak dan keperluan rumah tangga lainnya.

Bidik Lensa mengatakan...

Tebar Pesona ke Daerah Tersambut

Diundang

Biasanya jika Dinkes Kab/ Kota melaksanakan kegiatan selalu mengundang pembicara dari provinsi. Jika kegiatannya berkaitan dengan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), maka mengundang juga tenaga di Provinsi yg menangani SIK. Karena kebetulan saya bertugas pada Dinkes Provinsi sebagai pengelola SIK, dan kembali melaksanakan tugas baru pada bulan Agustus 2008 setelah mengikuti tugas belajar kurang lebih 1,5 tahun, alhamdulillah mendapat kepercayaan 6 kali mewakili Dinkes Prov. Sulsel untuk berbicara tentang SIK di Kab./ Kota pada akhir2 tahun 2008, antara lain ke Kab. Enrekang, Luwu Utara, Maros, Bulukumba, Barru dan Selayar.

Tebar Pesona

Dengan kemampuan tentang SIK yang pas2an, yang saya lakukan pada 6 kabupaten tersebut adalah :

1.Menebar pesona, berusaha menarik perhatian peserta, bagaimana supaya peserta tertarik untuk menyukai rangkaian2 yang berkaitan dengan SIK, terutama bercerita tentang bagaimana jika SIK jelek atau baik pada suatu institusi.

2. Menguatkan sistem yang sudah ada. Memberikan dukungan dan bimbingan untuk menggunakan, memanfaatkan dan memelihara sistem yang sudah ada. Contohnya di Sulsel sejak akhir tahun 2005 - 2006 telah menggunakan suatu aplikasi pencatatan penyakit single user dengan menggunakan program FOX. Seluruh pengelola data puskesmas telah dilatih untuk menjalankan aplikasi tersebut. Dan terbukti data puskesmas pada tahun 2006 sampai pada akhir 2007 kurang lebih 85% pengelola data puskesmas yg mempunyai semangat tinggi menginput datanya dengan menggunakan aplikasi tersebut. Tetapi sayang karena sementara semangat2nya pengelola data puskesmas menginput datanya, tiba-tiba aplikasi tersebut tidak dapat digunakan untuk mengolah data sesuai kebutuhan seperti yang diajarkan pada waktu pelatihan. Akhirnya pengelola data puskesmas satu persatu membekukan aplikasi tersebut (ternyata masa berlaku aplikasi tsb dibatasi waktu oleh programmer).

Dengan kejadian tersebut, kami mengajak/ membimbing kembali untuk menggunakan aplikasi tersebut. Mereka dibimbing untuk mempraktekkan langsung, seperti pada pelatihan awal yaitu pada tahun 2005/2006 lalu. Karena banyak pengelola baru, maka membimbingnya juga mulai dari awal juga.

3. Presentase pengembangan SIK

Selain dari yang di atas, kami mempresentasikan, bagaimana mengembangkan SIK. Ada yang tertarik, mungkin ada juga tidak. Bagi Kab/kota yang hanya menghadirkan pengelola data puskesmasnya saja, lebih tertarik dengan mempelajari kembali aplikasi pencatatan penyakit yang sudah pernah digunakan. Tetapi bagi kabupaten yang menghadirkan lintas program dan sektor, lebih banyak tertarik dengan cerita pengembangan SIK.

Tersambut.

Dari keenam kabupaten yang mengundang saya, 5 kabupaten mengaktifkan kembali penginputan data penyakitnya dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penyakit (SIP) atau saya pernah juga memberi nama Sitrapus, kecuali Kab. Selayar yang baru merencanakan untuk pengadaan komputer untuk puskesas pada TA 2009 ini. Tetapi 2 kabupaten diantaranya sudah mengusulkan untuk pengembangan SIK untuk TA 2009 dengan rencana sistem multi user pada puskesmas dengan jaringan terintegrasi dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten, yaitu Kab. Luwu Utara dan Enrekang.

Terkhusus Kab. Maros, sudah terlaksana sejak pertengahan 2008, tinggal menunggu launching.

Bidik Lensa mengatakan...

LXC - 13-40
VANE WHEEL DRY DIAL WATER METER
MADE IN NINGBO CHINA

The mechanism of the register shall be selfhoused in the container of the corrosion resistant metal, whit dry dial, straight reading, and rotation of the wheel be driven with magnet to the register. Easy for reading clearness and long service are its advantages.
Nominal flow rate. It is the flow rate of continuously permissible operation and equal to half the maximum flow rate.
Maximun flow rate : It is the flow rate of permissible operation for a short period of time, generally not exceding an hour in 24 hours.
Transitional flow rate : It is the flow rate at which the maximun permissible error of the water changes in value.
Minimum flow rate : It is the lowest flow rate which ensures the indicating error within the maximum permissible error tolerance.
Star-up flow rate : It is the flow rate which the water meter starts to run. It is not necessary for the indicating error to be checked in start -up flow rate.
Maximum permissible error : The error is + 2 % in range between transitional flow rate and maximum flow rate. The error is + 5 % in range between minimum flow rate and transitional flow rate.
1. This kind of water meters is not suitable for the uses in hot water and corrosive liquids
2. The location for installation shall be protected from the affection of strong magnetic fields, or exposure to sunshine, or frozen and submergence in water.
3. The newly installed pipe shall be flushed so as to maintain neither sand, nor sediment in it before installation of water meter.
4. The filter must be cleaned at regular intervals
5. The water meter should be installed horizontally. The arrow direction on the meter casing must coinside with the direction of water flow
6. In case of that water does not pas through the meter, it may be found out for the pointers to slightly rotate because of the fluctuation of water preassure of the other reasons.

According to the need of customers, we will supply 2 pcs. Copper tailpieces and nuts respectively and 2 pcs rubber sealing washers per each water meter. (but should be explained in the order).

Bidik Lensa mengatakan...

Membangun Ekotourism Dengan Travel Cost Method

Secara umum daya tarik daerah kepulauan adalah keindahan panorama alam yang dimilikinya, termasuk juga Selayar. Tetapi untuk mewujudkan Selayar menjadi daerah tujuan wisata, perlu upaya pengelolaan sumber daya alam secara lebih serius.

Menemani Bali yang telah begitu terkenal, sampai-sampai mengalahkan Indonesia. Konon kabarnya, seorang wisatawan mancanegara pernah menanyakan: "Indonesia itu di sebelah mananya Bali?". Sebuah bukti bahwa Bali memang sangat tersohor.

Travel cost method adalah sebuah metode pengembangan pariwisata dengan memperhitungkan besarnya biaya yang akan dikeluarkan oleh seorang wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah. Metode ini belum banyak digunakan di Negara berkembang, atau mungkin sudah dikerjakan tetapi belum dibuatkan perhitungan yang pas dalam memanfaatkannya, atau pemerintah daerah setempat tidak meyadari telah menggunakan metode ini.

Kabupaten kepulauan Selayar banyak memiliki objek wisata alami yang masih asri, sebut saja pantai Taloyya, Jeneiya, air terjun Suttiya, dan yang paling terkenal adalah keindahan Taman Nasional Laut Taka Bonerate -dan mungkin ini yang sudah tidak asri lagi-. Selain objek wisata alam, juga terdapat benda-benda peninggalan dan situs kebudayaan yang bisa dipamerkan sebagai kesenian khas daerah kepulauan.

Travel cost method akan memperhitungkan pengeluaran seorang wisatawan apabila mengunjungi suatu objek wisata, baik pengeluaran untuk biaya transportasi, akomodasi, maupun konsumsi. Misalnya seorang wisatawan (utamanya wisatawan asing) yang sengaja datang ke Selayar untuk berkunjung ke Taka Bonerate, tentu pada akhirnya mereka tidak hanya ke tempat itu saja, tetapi juga akan berkunjung ke objek wisata lain yang ada di Selayar -jika ada, dan layak untuk dikunjungi-.

Dengan begitu, lambat laun semua objek wisata akan dikenal dan mulai banyak dikunjungi wisatawan. Jumlah pengunjung yang datang, akan berbading lurus dengan pendapatan daerah, dan seharusnya juga berbanding lurus dengan peningkatan pembangunan perekonomian, pariwisata, dan pendidikan di tempat tersebut.

Untuk mewujudkan semua itu, memang tidak mudah. Perlu pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana penunjang. Pembenahan terhadap sumber daya manusia yang akan mengelola sektor ini juga penting. Jika komponen daerah memfasilitasi berupa pengelolaan lokasi wisata dan hasil retribusi, kemudahan transportasi, akomodasi, dan perangkat penunjang lainnya, tentu akan melengkapi keasrian objek wisata tersebut. Menambah keindahan dan daya tarik bagi para wisatawan.

Dengan terpenuhinya aspek-aspek tersebut, diharapkan kegiatan pariwisata mampu berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang secara langsung menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.

Bidik Lensa mengatakan...

Tim Pemenangan Hj. St. Rachmi, NS Pasang Baliho Di Tiga Titik Strategis

Menyambut pesta demokrasi Pemilu Legislatif 2009, tim pemenangan caleg dari masing-masing partai pekan ini mulai menggencarkan sosialisasi ke masyarakat, baik untuk meraih simpati maupun sosialisasi tata cara pencontrengan pada surat suara. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan banyaknya suara batal dalam pemilu yang untuk pertama kalinya menggunakan sistim contreng atau tanda cek lis.

Kegiatan serupa juga tampak mulai gencar dilakukan oleh tim pemenangan Caleg DPR-RI No. Urut 2, Hj. St. Rachmi, NS dari Partai Barisan Nasional. Kegiatan dituangkan melalui pemasangan baliho yang ditempatkan di tiga titik strategis, di antaranya di ruas Jl. S. Siswomiharjo. Di lokasi ini, baliho caleg puteri asli Kotamadya Pare-Pare ini diapit dua baliho partai lain masing-masing Partai Hanura dan Partai Demokrat.Baliho kedua terpasang di ruas Jl. Jend. Achmad Yani, tepatnya di depan lokasi pembangunan Gedung Islamic Center. Sedangkan baliho ketiga terpasang di depan Kantor DPD Partai Barisan Nasional Kabupaten Kepulauan Selayar, tepatnya di ruas Jl. Binakarya.

Pemasangan Baliho ini sendiri, dipimpin langsung Ketua Tim Pemenangan Hj. St. Racmi, NS Kabupaten Kepulauan Selayar, Fadly Syarif.

Di tempat terpisah, lima orang caleg Partai Barnas lainnya masing-masing, H. Muh. Arfan (Caleg DPR-RI), Andi Rilman Abdullah (Caleg DPRD Provinsi Sulawesi Selatan), Ir. Syamsuar Syam (Caleg Kota Makassar), Muh. Umar dan Syahrul (keduanya Caleg Kabupaten Bulukumba), justeru sibuk menghadiri acara dialog dan tatap muka dengan masyarakat melalui kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kecamatan Bontomate'ne.

Bidik Lensa mengatakan...

Indira Chunda Thita Syahrul, SE.MM. Kunjungi Kabupaten Kepulauan Selayar

Menjelang Pemilu Legislatif 2009 puluhan caleg DPRD Provinsi/DPR-RI ramai-ramai bertandang ke Kabupaten Kepulauan Selayar. Dua diantara caleg DPR-RI yang pekan ini bertandang ke Bumi Tanadoang Selayar, masing-masing adalah, Hj. St. Rachmi, NS (Puteri asal Kotamadya Pare-Pare) dari Partai Barisan Nasional dan Indra Chunda Thita Syahrul, SE.MM dari Partai Amanat Nasional.

Dalam Kunjungannya, puteri Gubernur Sulsel itu berkenan menyerahkan bantuan 50 zak semen kepada masyarakat Dusun Todakke, yang diterima Pemerintah Desa Bontona Saluk, Kecamatan Bontomate'ne. Penyerahan ini dilakukan, setelah sebelumnya rombongan Indra Chunda Thita Syahrul ini disambut meriah oleh kurang lebih 500 orang warga masyarakat Dusun Todakke di Pelabuhan Pamatata. Dari Pamatata, rombongan kemudian dikawal menuju Desa Bontona Saluk. Sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Ibukota Benteng, rombongan juga sempat meluangkan waktu untuk mengadakan kegiatan pengasapan jentik nyamuk DBD yang dipusatkan di Dusun Todakke dan Pusat Desa Bontona Saluk. Dan baru Ke esokam harinya, rombongan memasuki Ibukota Benteng.

Setibanya di pusat ibukota Kabupaten, dengan tidak menyia-nyiakan waktu, rombongan langsung menggelar acara dialog dan tatap muka dengan masyarakat, bertempat di hotel Berlian. Usai menggelar tatap muka, Indra Chunda Thita Syahrul bersama segenap rombongan, juga berkenan meluangkan waktu untuk mengunjungi Kampus Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Kabupaten Kepulauan Selayar, dilanjutkan lawatan ke Museum Gong Nekara di Kelurahan Putabangung, Kecamatan Bontoharu. Rombongan kemudian berkeliling pantai dan singgah di salah satu warung kopi untuk bersantai, sebelum diterima secara resmi di Rumah Jabatan Wakil Bupati Selayar, Hj. Nursyamsina Aroeppala. Rombongan kemudian menuju Pariangang, Kecamatan Bontosikuyu untuk menghadiri kegiatan sosialisasi dan tatap muka dengan warga masyarakat setempat.

Bidik Lensa mengatakan...

KEPEGAWAIAN DALAM PERSPEKTIF MANAGEMEN SDM

Oleh : Supriadi

Sejak awal karir, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah harus mengetahui pola-pola rencana karir yang akan ia jalani ke depan. Terdapat beberapa aspek yang menjadi perhatian utama, selama meniti karir sebagai PNS, antara lain : (a) Engineering Of Life; (b) Accounting Of Life; (c) Quality Of Death.

Engineering Of Life didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang menjalani profesinya dalam jangka waktu tertentu dengan tekanan atau beban kerja tertentu pula. Hal ini bermakna pula bahwa perencanaan karir bagi setiap pegawai perlu dirancang sedemikian rupa, sehingga dalam menjalani profesinya, ia tidak merasa terbebani dan tertekan, namun dalam bekerja merupakan panggilan jiwa. Dengan demikian, kreatifitas dan inovasi dapat dilahirkan dalam setiap proses selama menjalani dan meniti karir.

Accounting Of Life dipahami sebagai sebuah analisa yang diarahkan pada seberapa lama seseorang dapat bekerja secara optimal dan memberikan hasil yang signifikan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Bagi seorang PNS, Accounting Of Life umumnya berjalan pada usia maksimun 56 Tahun. Bagi mereka yang sempat menduduki pejabat eselon II, masa kerja aktif dapat mencapai usia hingga 60 Tahun. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai tekanan, beban dan faktor fisiologis lainnya menempa hidup seorang PNS. Kondisi ini dapat memberi dampak pada kualitas hidup terutama kualitas kesehatan, baik ketika masih aktif maupun ketika menjalani masa pensiun. Bagi mereka yang kurang dapat mengelola hidupnya dengan baik satu tahun menjelang pensiun, atau bahkan masa-masa menjelang pensiunan, kondisi kehidupannya diwarnai oleh berbagai macam penyakit yang secara medis terkadang susah didiagnosis. Dalam kondisi tersebut, kematian dapat mengancam setiap saat, ironis mengingat seorang PNS yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan mengabdi pada negara namun ternyata di akhir karirnya ia harus menanggung kondisi beban hidup yang begitu rumit sebagai akibat dari berbagai tekanan beban kerja selama bekerja.

Disinilah pentingnya membangun sebuah sistem dan perencanaan kepegawaian yang handal yang dapat menjamin kualitas hidup pegawai baik selama masa aktif maupun pada saat menjalani masa pensiun.

Selanjutnya, Quality Of Death didefenisikan sebagai sejauh mana seseorang menghadapi kematiannya dengan kualitas hidup yang secara signifikan dapat menjamin anggota keluarga yang akan ditinggalkan dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dalam konteks ini, manajemen SDM memandang pentingnya membangun asset sebagai upaya memberi perlindungan dan kesejahteraan bagi segenap anggota keluarga ketika kematian menjemputnya.

Dalam perspektif Manajemen SDM, ketiga aspek seperti yang diuraikan di atas, merupakan sesuatu yang urgen dan perlu mendapat perhatian utama. Alasannya adalah karena mereka telah memberikan kontribusi yang besar kepada Negara baik secara langsung maupun tidak langsung selama masa aktif.

Bidik Lensa mengatakan...

Banyak Jalan Menuju Selayar
Mendatangi suatu tempat yang asing memerlukan perencanaan yang tepat supaya dapat tiba ditujuan dengan selamat, tinggal disana dan balik kembali dengan selamat. Perencanaan yang tepat hanya dapat disusun jika mempunyai data dan informasi akurat yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti brosur, teman, internet, dll.

Situasi inilah yang penulis hadapi ketika mendapat undangan kerjasama riset dari kolega di Group of Information Mining and Bioinformatics, University of Konstanz , Germany. Tempat tersebut belum pernah penulis datangi dan harus berangkat sendirian. Penulis harus mencari sebanyak mungkin informasi untuk menyusun rencana perjalanan yang tepat dan persiapan untuk tinggal ditempat tersebut sampai balik kembali ke Indonesia.

Pencarian informasi inilah yang meng-inspirasi tulisan ini. Terbayang "bagaimana jika seorang turis ingin mengunjungi Selayar pertama kalinya", informasi apa yang akan mereka butuhkan dalam mencari jalan menuju Selayar. Asumsi : terdapat kesamaan antara informasi yang penulis butuhkan saat akan mengunjungi Universitas Konstanz dengan informasi yang dibutuhkan oleh turis saat akan mengunjungi Selayar.

Bergantung (menggantungkan diri) pada Informasi dari Internet

Tidak bisa dipungkiri internet telah menjadi sumber informasi yang sangat lengkap. Dari internet, penulis mengetahui perjalanan akan lebih mudah jika melalui Frankfurt sebab penerbangan ke Stuttgart lebih jarang atau jika melalui Munich akan membutuhkan tambahan perjalanan darat yang lebih lama dan melelahkan. Perjalanan darat dengan kereta api dari Frankfurt ke Konstanz dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, berapa lama waktu tempuhnya, ganti keretanya di stasiun mana saja dapat diketahui dengan mudah. Bahkan dapat dilakukan pembelian tiket secara online langsung dari rumah.

Selain informasi perjalanan, penting juga diketahui hal yang terkait kondisi tempat tujuan untuk persiapan selama tinggal disana. Website kota (http://www.konstanz.de/) dan website terkait lainnya dapat memberikan gambaran tempat tujuan, sarana transportasi yang tersedia, lokasi tempat-tempat penting, dll. Informasi suhu yang berkisar antara -10 s/d 10, bagaimana makanannya sampai pada berapa derajat posisi arah kiblat-nya wajib diketahui.
Kolega juga ber-inisiatif untuk membuatkan petunjuk pada Google Map [1] untuk menunjukkan lokasi stasiun kereta api, tempat menunggu bus, tempat tinggal sampai pada jalan ke gedung tempat mereka dalam lingkungan universitas. Dengan peta ini, gambaran awal situasi kota telah diketahui jauh hari sebelum berangkat.

Proses pembuatan petunjuk pada Google Map ini relatif mudah, yang dibutuhkan adalah koneksi internet dengan kapasitas bandwidth yang cukup untuk memuat gambar-gambar. Peta dapat diperbesar (zoom) sampai batas-batas tertentu (tergantung pada gambar yang dimiliki oleh Google).

Selanjutnya dapat dibuat pin penunjuk pada lokasi-lokasi tertentu lalu diberi nama. Setelah semua lokasi yang diinginkan sudah ditandai, link URL ke peta tersebut dapat dibagikan kepada mereka yang berkepentingan sehingga dapat menggunakan peta tersebut.

Pemakaian Google Map ini semakin mudah seiring dengan semakin murahnya koneksi internet dan semakin lengkapnya gambar peta yang dimiliki oleh Google.

Bahkan B. Pan et al. [2] telah memanfaatkan sarana ini sebagai alat bantu informasi turis untuk pemandu jalan pada peralatan komunikasi genggam (handheld) dan perencanaan perjalanan online ke Charleston, South Carolina, USA.

B. Pan et al. menggunakan sarana ini karena Google menyediakan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan aplikasi mereka untuk terkoneksi dengan database Google. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menyediakan informasi pariwisata secara real-time yang sesuai dengan lokasi pengguna dan jika digabungkan dengan informasi spesifik tujuan wisata akan dapat dihasilkan alat bantu perencanaan perjalanan yang interaktif berbasis peta.

Memberikan Petunjuk Jalan

Membangun suatu sistem informasi yang memungkinkan turis untuk dapat dengan mudah datang ke tempat wisata menjadi keniscayaan dalam industri pariwisata. Semuanya didasari pada kenyataan bahwa pengunjung tidak selalu familiar (bahkan sama sekali tidak familiar) dengan tempat yang akan dikunjunginya.

Y.B. Salman et al. [3] telah melakukan studi untuk membangun suatu sistem informasi berbasis web yang bermanfaat dan efisien untuk perjalanan para turis di Busan, Republic of Korea. Mereka melakukan wawancara dengan responden (penduduk korea dan orang asing) untuk mengetahui pengalaman para responden dalam mencari informasi pariwisata. Selanjutnya responden diminta untuk mengunjungi website pariwisata Busan yang menggunakan bahasa Korea dan Inggris. Responden juga diminta untuk membuat perencanaan perjalanan untuk 3 hari, informasi apa yang mereka butuhkan dan gunakan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam membuat perencanaan tersebut.

Hasilnya menunjukkan para turis ingin mengetahui lokasi-lokasi obyek wisata, restoran, hotel, dll. serta cara menuju lokasi tersebut dari tempat mereka berada (yang mana hal ini tidak tersedia disebagian besar website pariwisata). Informasi singkat dengan gambar, mesin pencari, label dan visualisasi grafis dipercayai akan menjadi isi yang yang sangat bermanfaat.

Responden meyakini pentingnya penyajian informasi dalam bentuk peta yang mudah dimengerti. Selain peta kota secara keseluruhan, peta detail bagian-bagian kota yang menunjukkan lokasi hotel, obyek wisata dan restoran sangat diharapkan. Responden juga merekomendasikan beberapa tambahan fitur pada website seperti mencari posisi mereka pada peta, informasi jarak, waktu tempuh, dan cara yang paling efisien antara dua tempat, fasilitas memperbesar/kecil peta, dsb. Gambar yang berwarna juga dapat membuat peta menjadi lebih menarik.

Informasi tentang rute terpendek dan efisien antara dua lokasi menjadi hal utama bagi pengunjung terutama yang pertama kali berkunjung. Responden menginginkan informasi detail tentang bus, subway, railway, penyewaan mobil, kapal atau taksi.

Hasil dari studi ini selain menampilkan informasi pariwisata berbasis peta, prototipe website mereka juga mempunyai tambahan fitur :

1. "Search", untuk mencari informasi berdasarkan kata kunci
2. "Where am I", untuk menunjukkan posisi pemakai dalam peta
3. "Mini-Map", untuk memudahkan navigasi dalam seluruh peta
4. "Transportation", untuk menampilkan rute perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya yang diinginkan oleh pemakai

Bidik Lensa mengatakan...

Wisata Bahari Selayar Belum Dilirik Wisman

Potensi wisata bahari Kabupaten Kepulauan Selayar dengan obyek wisata andalannya Taman Nasional Takabonerate yang memiliki beragam biota laut, hingga saat ini belum tersentuh banyak wisatawan mancanegara (wisman). "Ini karena fasilitas transportasi laut belum memadai disamping waktu yang digunakan ke Kayuadi, ibu kota kecamatan kepulauan itu cukup lama yakni 2-3 jam dengan speedboat dengan jumlah pengunjung terbatas," kata Sekretaris Kabupaten Kepulauan Selayar, Zubair Suyuthi di Selayar, Minggu.

Padahal, ungkapnya, jika sarana transportasi laut mendukung untuk mengangkut 10 turis ke Takabonerate termasuk dibukanya landasan perintis untuk jenis pesawat Cassa berpenumpang 8-10 orang, kunjungan turis asing akan lebih banyak ke objek wisata ini untuk memudahkan melakukan penelitian kebiota-lautan dan lainnya. Selain itu, wisman juga dapat melakukan aktivitas olahraga air di kawasan Takabonerate yang memiliki luas areal 340 hektar.

Menurutnya, jika pemerintah Pusat dan provinsi Sulsel memberi dukungan dengan membangun landasan pesawat perintis di kecamatan kepulauan Takabonerate, kunjungan turis dari berbagai negara akan banyak berdatangan untuk menyaksikan keindahan laut taman itu yang merupakan taman nasional ketiga di dunia.

Penerbangan pesawat Cassa ke Takabonerate melalui bandara Aroeppala, sekitar 10 kilometer dari Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar yang saat ini panjang landasannya sudah dikembangkan dari 900 meter menjadi 1,6 kilometer, mampu didarati pesawat Fokker berpenumpang 20 orang dari Makassar, Jakarta maupun Surabaya.

"Yang menarik dari taman ini adalah spesies penyu yang tidak ada duanya di dunia yang kini dalam pengawasan pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar," katanya seraya menambahkan, pemerintah setempat dengan dukungan aparat keamanan terkait menjaga ketat lokasi taman nasional tersebut.

Mengenai adanya perilaku masyarakat nelayan dari luar yang masuk ke wilayahnya untuk mencari ikan dengan menggunakan 'bom' ikan, Zubair mengatakan, sejak ditetapkannya Takabonerate sebagai objek wisata bahari yang memiliki jutaan biota laut yang harus dilindungi, kegiatan nelayan pencari ikan dengan cara itu sudah berkurang.

"Kalau ada nelayan yang kedapatan melakukan pengeboman ikan di lokasi Takabonerate akan ditangkap dan diproses sesuai aturan yang berlaku, termasuk menyita alat tangkap ikannya," ujarnya.

Bidik Lensa mengatakan...

100 Juta Penduduk Indonesia Tak Tersentuh Pelayanan Air Minum & Kesehatan

Hingga saat ini, tidak kurang dari 1oo juta orang penduduk Indonesia belum menikmati pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan. Menyikapi fenomena tersebut Pemerintah telah mengambil langkah penting dengan menetapkan kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat.

Buruknya Pelayanan :

Air minum dan penyehatan merupakan kendala serius dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Akibatnya, masyarakat harus menanggung beban berupa menurunnya kualitas lingkungan, mahalnya biaya untuk mendapatkan air minum dan memburuknya tingkat kesehatan.

Seiring dengan hal tersebut, air minum makin sulit di dapatkan karena semua orang membutuhkan. Dan ikut menanggung beban adalah salah satu bentuk pengorbanan yang harus kita berikan. Kita tidak bisa lagi berdiam diri menunggu Pemerintah memenuhi kebutuhan kita. Sudah tiba saatnya, kita harus membangun secara mandiri dan pemerintah wajib membantu. Di satu sisi harus pula diakui, bahwa suksesnya pembangunan tergantung pada peran perempuan. Makin banyak perempuan ikut andil dalam mengambil keputusan, makin baik kualitas pembangunan.

(Sumber : Pokja AMPL/Fadly Syarif)

Untuk informasi Dan Keterangan :

Hubungi POKJA AMPL

Jl. Cianjur No. 4 Menteng-Jakarta Pusat

Telp. (021) 314-204-6

Fax (021) 314-339-1

Email : pokja@ampl.or.id